SuaraBatam.id - Indonesia merupakan negara kepulauan yang menjadi ladang gunung api aktif terbanyak di dunia. Cincin api yang membentang di Tanah Air dari Aceh sampai Papua telah menciptakan 127 gunung api aktif.
Anugerah alam itu memberikan sumber daya panas bumi yang melimpah sebanyak 23,76 gigawatt dengan pemanfaatan saat ini sebesar 2.175 megawatt atau hanya 9,1 persen dari total potensi yang ada.
Dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), pemerintah akan mendorong pemanfaatan magma untuk menghasilkan listrik berkapasitas 7,24 gigawatt pada 2025, kemudian bertambah menjadi 9,3 gigawatt pada 2035.
Jika rencana ini bisa berjalan sesuai rencana, Indonesia dipastikan menjadi negara nomor satu penghasil energi panas bumi di dunia.
Baca Juga: Lengkap! Cara Mendapat Stimulus Listrik Gratis Periode Agustus 2021 di Jakarta
Untuk diketahui, hingga kini, Amerika masih menjadi negara nomor satu yang memanfaatkan panas bumi sebagai energi. Amerika memiliki energi panas bumi sebesar 3,67 gigawatt, sementara Indonesia sekitar 2,17 gigawatt.
Pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia sudah cukup lama dilakukan. Bahkan sebelum negara ini lahir.
Pengeboran sumur panas bumi pertama diperkirakan dilakukan tahun 1926, selama Hindia Belanda masih merupakan jajahan Belanda.
Pemanfaatan panas bumi di Kamojang unit I juga cukup memakan waktu sebelum akhirnya mulai bisa menghasilkan energi sebesar 130 megawatt pada 1982.
Proyek ambisius pemerintahan saat itu membuat PLTP Kamojang unit II dan unit III dibangun lima tahun kemudian. Keduanya menghasilkan energi berkapasitas 235 megawatt. PLTP itu bahkan bisa terus dimanfaatkan hingga kini.
Baca Juga: Lengkap! Daftar 7 Bansos COVID-19 Cair di Bulan Agustus 2021, Sejahtera Mendadak!
Berdasarkan keterangan yang disampaikan Kementerian ESDM, ada 14 titik panas bumi yang sudah dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Belasan titik itu berada di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara Timur, hingga Sulawesi Utara.
Produksi bahan bakar fosil yang terbatas ditambah isu pemanasan global yang kian sulit dihentikan memastikan manusia harus bergerak cepat memanfaatkan energi terbarukan.
Panas bumi jadi salah satu alternatif paling menjanjikan, terlebih bagi negara-negara yang berada di cincin api seperti Indonesia.
Kemajuan teknologi juga turut mempercepat perkembangan pembangkit energi ramah lingkungan hingga semakin murah dan banyak dilirik banyak pihak.
Tidak seperti sekarang, untuk melakukan pemanfaatan satu sumur panas bumi saja bisa menghabiskan puluhan juta dolar. Namun, kini tidak lebih dari 6 juta dolar AS.
Meski nilai itu masih dianggap cukup mahal, teknologi yang terus berkembang diyakini akan semakin mempermudah pemanfaatan energi ini hingga nantinya bisa dimanfaatkan secara maksimal.
Bahkan, bukan tidak mungkin energi panas bumi bakal menggeser energi fosil yang sudah puluhan tahun digunakan umat manusia sebagai energi utama.
Potensi ini benar disadari Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, hingga ia memastikan pemerintah RI tidak ingin tertinggal dalam memanfaatkan panas bumi.
Indonesia patut bersyukur, tidak hanya tanah subur dengan kekayaan hayati yang melimpah ruah. Panas bumi di negeri ini juga menyimpan potensi luar biasa.
Dengan semangat ini, pemerintah tengah menyusun program pengembangan panas bumi 2020-2035 seperti percepatan pengembangan panas bumi melalui kolaborasi, manajemen risiko, dan optimalisasi.
Eksplorasi juga disiapkan di 20 titik panas bumi yang dibiayai APBN Kementerian ESDM yang nantinya digunakan untuk mengembangkan 683 megawatt panas bumi hingga tahun 2024.
Eksplorasi bersama PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) yang merupakan spesial mission vehicle di bawah Kementerian Keuangan rencananya juga turut mengambangkan
Kegiatan pengeboran eksplorasi itu juga bekerja sama dengan yang bergerak di bidang pembiayaan dan penyiapan proyek infrastruktur.
Kolaborasi kedua lembaga negara tersebut untuk mengebor dua sumur dengan rencana pengembangan energi panas bumi 60 megawatt.
Tidak hanya itu, tahun ini pemerintah juga berencana menggabungkan tiga raksasa BUMN energi, Pertamina Geothermal Energy, PLN Gas & Geothermal, serta Geo Dipa Energi yang nantinya bakal mengelola Geothermal terbesar di planet ini.
Berita Terkait
-
PLN Sukses Kawal Kelistrikan Kompleks Istana Kepresidenan, Pelantikan 961 Kepala Daerah Berjalan Lancar
-
PFpreneur, Satu Langkah Pertamina Dorong Ribuan UMKM Berkarya
-
Anak Muda, Siap Kerja Sambil Lestarikan Lingkungan? Ini Dia Green Job!
-
PLN Bersama SKK Migas Gandeng University of Dundee Gelar Public Lecture, Kolaborasi Untuk Transisi Energi
-
RDP Komisi XII DPR RI Apresiasi Kinerja dan Langkah Strategis Pertamina 2025
Tag
Terpopuler
- Nikita Mirzani Tak Terima Terancam Hukuman 20 Tahun Penjara: Masa Lebih Parah dari Suami Sandra Dewi
- Viral Video Hadirin Tak Tepuk Tangan Saat Nama Jokowi Disebut, Netizen: Orang Semakin...
- Mengintip 4 Mobil Sherly Tjoanda yang Jadi Gubernur Terkaya Indonesia
- Ayah Kandung El Barack Sempat Telepon Keluarga Jessica Iskandar, Vincent Verhaag: Dia Harus Temui Aku Dulu
- Striker Keturunan Yugoslavia Kirim Kode ke Patrick Kluivert: Usia Saya Tidak Muda Lagi, Tapi Saya Masih Kuat
Pilihan
-
Megawati Hangestri Tampil Menawan, Red Sparks Hempaskan GS Caltex
-
Perbandingan Spesifikasi Infinix Hot 50 Pro+ vs Redmi Note 14, Duel HP 4G Rp 2 Jutaan Terbaru
-
Kisah di Balik Kedipan Lampu Strobo, Beda Warna Beda Arti
-
Perbandingan Spesifikasi Realme C75 vs Redmi Note 14, Duel Sengit HP 4G Rp 2 Jutaan
-
Buntut Ricuh Lawan Persib, Persija Jakarta Dapat Sanksi Berat, Ini Daftarnya
Terkini
-
BRI UMKM EXPO(RT) 2025: Tangkal Kawung Perkenalkan Gula Aren Inovatif untuk Pasar Lokal dan Global
-
Mengenal Songket PaSH: Transformasi Songket Palembang di BRI UMKM EXPO(RT) 2025 yang Go International
-
BRI Dukung Perkembangan UMKM Indonesia dan Meningkatkan Daya Saing
-
Beras SPHP Distop, Harga di Tanjungpinang Terancam Naik?
-
Waspada Buaya Lepas! Wisata Pantai Batam Diimbau Tingkatkan Keamanan Saat Liburan