
SuaraBatam.id - Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau menjelaskan, rumah sakit Pemda saat ini perlu tambahan bed karena kekurangan tempat tidur dan peralatan medis di ruang ICU untuk pasien Covid-19.
Disampaikan Kepala Dinkes Kepri Muhamad Bisri, tempat tidur di ruang khusus yang disediakan RS untuk merawat pasien Covid-19 yang parah perlu diperbanyak untuk meningkatkan pelayanan.
Jumlah tempat tidur di ruang ICU minimal 10 persen dari kamar tidur di ruang inap lainnya. Saat ini, kata dia jumlah tempat tidur di ruang ICU belum mencapai 10 persen sehingga perlu ditambah.
"Kita butuh penambahan tempat tidur dan peralatan medis yang dibutuhkan di ruang ICU. Ini kebutuhan mendesak," ujarnya.
Baca Juga: Corona Meningkat, Kremasi Jenazah Covid-19 di Batam Nonstop 24 Jam
Bisri menuturkan pihaknya sudah mengusulkan agar kebutuhan itu terealisasi segera. Namun saat ini, menurut dia ketersediaan anggaran daerah menjadi kendala.
"Kami masih terus memperjuangkan ini agar terealisasi," ucapnya.
Di Rumah Sakit Umum Daerah Raja Ahmad Thabib (RSUP Kepri) terdapat 90 unit tempat tidur untuk pasien COVID-19, dan 110 unit untuk pasien penyakit lainnya.
Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 Kepri pada 25 Juli 2021, jumlah kasus aktif di Kepri mencapai 7.046 orang, tersebar di Batam 3.220 orang, Tanjungpinang 1.951 orang, Bintan 624 orang, Karimun 323 orang, Anambas 205 orang, Lingga 188 orang, dan Natuna 535 orang.
Melansir dari Antara, sejumlah rumah sakit tidak memiliki ruang ICU khusus untuk menangani pasien COVID-19.
Baca Juga: Penjualan Mobil Bekas Mulai Menurun, Stok Unit Menumpuk
Disampaikan pula oleh Wakil Direktur RSUP Kepri Sandri, saat ini kapasitas ICU di RSUP Kepri hanya dapat melayani 10 orang pasien COVID-19.
"Untuk menyiapkan ICU pasien COVID-19 memang tidak mudah, karena membutuhkan alat seperti ventilator atau HFNC, dan tenaga yang terlatih," katanya.
Anggota DPRD Kepri, Rudy Chua berharap jumlah tenaga kesehatan juga ditambah agar seluruh pasien COVID-19 dilayani secara maksimal.
"Banyak pasien yang melakukan isolasi mandiri meninggal dunia sehingga kita membutuhkan tenaga kesehatan untuk mengawasi dan melayani pasien COVID-19 secara maksimal, baik yang dirawat maupun pasien melakukan isolasi mandiri dan karantina terpadu," pungkasnya.
Berita Terkait
-
5 Orangtua Artis Meninggal Dunia Usai Berjuang Melawan Covid-19, Terbaru Amanda Manopo
-
Soal Hoaks Vaksinasi Covid-19, Begini Tanggapan Tjhai Chui Mie
-
Update 26 Juli: Positif Covid-19 Tambah 28.228 Kasus, 40.374 Orang Sembuh
-
Covid-19 Diduga Bisa Menyebar Lewat Kentut, Begini Kata Pakar
-
Komentari Blusukan Jokowi Cari Obat, Rocky Gerung: Settingan, Sudah Disiapkan Dua Hari
Terpopuler
- Review dan Harga Skincare NAMA Milik Luna Maya: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- Nasib Pemain Keturunan Indonesia Cucu Sultan Kini Berstatus Pengangguran
- 5 Mobil Murah Mulai 10 Jutaan: Tampilan Mewah, Cocok untuk Keluarga
- Rahasia Kulit Sehat Dr Tompi: 3 Langkah Skincare yang Bisa Kamu Ikuti di Rumah
- 3 Motor Cruiser Murah Bertampang Ala Harley-Davidson: Gunakan Mesin V-Twin, Harga Setara Honda PCX
Pilihan
-
Pegawai Bank Indonesia Bunuh Diri Diduga karena Tekanan dan Beban Kerja, Posisi Asisten Manager
-
7 Rekomendasi HP Samsung Rp1 Jutaan: Kamera Resolusi Tinggi, Baterai Tahan Berhari-hari
-
15 Ucapan Terbaik untuk Orang Berangkat Haji agar Diberi Kemudahan dan Keberkahan
-
Review Skincare NAMA Milik Luna Maya, Multifungsi Punya Kandungan 100x Vitamin C
-
BYD Kembali Pangkas Harga, Bos GWM Geram: Bagaimana Kualitas Mobil Bisa Terjamin?
Terkini
-
Bocah di Batam Dianiaya Ayah Tiri, Ditemukan Terlantar di Rumah Sakit
-
ASN Tewas Usai Kencan 'Panas' dengan Wanita Muda di Hotel Karimun
-
9 WNA Dideportasi Imigrasi Batam gegara Salahgunakan Izin Tinggal
-
5 Alasan Mengapa Mobil Rental adalah Pilihan Cerdas untuk Liburan Anda
-
Inilah 5 Kebiasaan yang Membuat Tagihan Listrik Bisa Bengkak!