SuaraBatam.id - Bersama dengan sejumlah peneliti, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganalisis adanya sejumlah perubahan pada varianSARS-COV-2 yang merupakan penyebab virus corona.
Sejumlah faktor seperti perubahan dalam penularan, gejala klinis dan keparahan, atau pelaksanaan tindakan pencegahan juga turut diteliti oleh sejumlah peneliti.
Hingga saat ini, WHO telah mencatat 3 jenis 'variant of concern' atau varian Corona yang mutasinya lebih ganas dari lainnya.
Varian ini menunjukkan sejumlah peningkatan dalam penularannya, keparahan penyakit misalnya peningkatan rawat inap atau kematian, penurunan signifikan dalam netralisasi antibodi, hingga penurunan efektivitas dalam pengobatan.
Baca Juga: Update Covid-19 Global: Varian Baru Virus Corona India Menyebar Makin Luas
Sejumlah fakto yang jadi pertimbangan diantaranya,
-Adanya bukti berdampak pada diagnostik, perawatan, atau vaksin
-Mengganggu uji diagnostik
-Bukti penurunan netralisasi yang signifikan oleh antibodi yang dihasilkan selama infeksi atau -vaksinasi sebelumnya
-Bukti berkurangnya perlindungan akibat vaksin dari penyakit parah
Baca Juga: Duhh! 49 Warga Negara India Tiba di Indonesia Dinyatakan Positif Covid-19
-Adanya peningkatan penularan dan keparahan penyakit.
Berikut 3 varian mutasi 'ganas' COVID-19 yang jadi perhatian WHO
B117
Pertama kali terdeteksi: Inggris
- Adanya peningkatan transmisi sebesar 50 persen
- Potensi peningkatan keparahan berdasarkan tingkat rawat inap dan angka kematian kasus
- Dampak minimal pada netralisasi dengan plasma konvaselen dan pasca vaksinasi
Varian ini diperkirakan sudah masuk ke Indonesia per Januari 2021
P.1
Pertama kali terdeteksi: Brazil
- Terdapat bukti varian ini mempengaruhi penularan dan kemampuan antobodi yang dihasilkan baik dari
infeksi maupun vaksinasi untuk menetralkan virus
- Penurunan kerentanan yang signifikan terhadap pengobatan antibodi monoklonal
- Dampak minimal pada netralisasi antibodi dengan plasma konvaselen dan pasca vaksinasi
B1351
Pertama kali terdeteksi: Afrika Selatan
- Adanya peningkatan transmisi sebesar 50 persen
- Dampak minimal pada netralisasi dengan plasma konvaselen dan pasca vaksinasi
- Mempengaruhi netralisasi yang cukup signifikan terhadap pengobatan antibodi monoklonal
Varian yang satu ini diperkirakan sudah masuk ke Indonesia pertengahan April 2021. Perlu upaya yang lebih masif dan luas untuk mengendalikan penyebaran, peningkatan pengujian, dan penelitian untuk menentukan efektivitas vaksin dan pengobatan pada varian tersebut.
Berita Terkait
-
Tangis Suporter untuk Shin Tae-yong, Menpora: Terima Kasih untuk Cinta yang Diberikan
-
Kalah Main Biliar Lawan Syakir Daulay, Teuku Ryan: Aku Gak Bakat
-
Cerita Pemain ASEAN Pertama di Liga Jerman: Pernah Remehkan Timnas Indonesia
-
Thailand Masters 2025: 20 Wakil Indonesia Siap Bertanding Besok
-
Alex Pastoor: Jika Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia...
Terpopuler
- Oki Setiana Dewi Jawab Isu Dipoligami oleh Ory Virtrio
- Pemilik Pagar Laut di Tangerang Bakal Didenda Rp 18 Juta per Kilometer, Sahroni Nasdem: Saya Lemas
- Ketahui 11 Ciri-Ciri Skincare Mengandung Merkuri, Berkaca dari Kasus Mira Hayati
- Suzuki Thunder Terlahir Kembali, Kini Menjelma Jadi Motor Niaga
- Aguan Buka Suara, SHM Pagar Laut Tangerang Bukan Reklamasi, Tapi Lahan Terabrasi
Pilihan
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi Note 14 5G vs Redmi Note 13 5G, Duel HP 5G Murah
-
Breaking News! Kevin Diks Resmi Gabung ke Borussia Monchengladbach
-
Angpao Cashback BRImo Spesial Imlek! Buruan Klaim Sebelum Kehabisan!
-
Beda Redmi Note 14 5G vs Redmi Note 14 4G, Jangan sampai Salah!
-
Izin Tambang untuk Kampus? Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim: Ide Menarik, Tapi...
Terkini
-
Waspada Buaya Lepas! Wisata Pantai Batam Diimbau Tingkatkan Keamanan Saat Liburan
-
Inilah 5 Perbedaan Samsung Galaxy A55 5G dengan Samsung Galaxy A35 5G
-
Longsor di Batam, 13 Orang Dievakuasi, 4 Masih Dicari
-
Konsultan Keamanan Siber: Tak Ada Serangan Siber Ransomware pada Sistem Perbankan BRI
-
Membongkar Hoax Ransomware yang Dikaitkan dengan BRI