SuaraBatam.id - Organisasi kesehatan dunia WHO akhirnya buka suara terkait banyaknya negara yang mengeluhkan efek samping AstraZeneca hingga menangguhkan penggunaannya.
Penangguhan itu sendiri karena adanya dugaan kuat penggumpalan darah usai pasien menerima vaksin tersebut. Namun, WHO dalam jumpa pers itu meminta sejumlah negara agar kembali melanjutkan vaksinasi menggunakan AstraZeneca.
“Kami tidak ingin orang panik dan kami akan, untuk saat ini, merekomendasikan agar negara-negara terus melakukan vaksinasi dengan AstraZeneca,” kata kepala ilmuwan WHO Soumya Swaminathan dikutip dari AFP, Selasa (16/3/2021).
Lebih lanjut Swaminathan menjelaskan bahwa penggumpalan yang terjadi tidak disebabkan oleh vaksin. “Sejauh ini, kami tidak menemukan hubungan antara kejadian ini dan vaksin,” ujarnya melansir Hops.id (jaringan Suara.com).
Terlebih, menurutnya jumlah pasien yang mengalami pembekuan darah akibat vaksinasi lebih sedikit dibandingkan total populasi.
“Komite penasihat WHO untuk keamanan vaksin telah meninjau data yang tersedia, melakukan kontak dekat dengan Badan Obat-obatan Eropa (EMA), dan akan bertemu besok,” kata direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus Senin (14/3/2021).
Untuk informasi, sebelumnya jaksa penunutu di wilayah Piedmont, Italia menyebut telah menyita 393.600 dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca usai adanya pasien pria yang meninggal dunia beberapa jam setelah menerima vaksin.
Penanggulan juga dilakukan Pemda setempat terhadap vaksin AstraZeneca usai seorang guru musik berusia 57 tahun sakit dan meninggal dunia setelah menerima vaksin itu.
Guru yang diketahui bernama Tognatti itu mengeluhkan suhu tubuh yang tinggi pada malam hari dan merasa sakit lagi pada Minggu pagi dan meninggal dunia tak lama kemudian.
Baca Juga: Angka Kesembuhan Kasus Covid-19 di Kaltim Mencapai 89,2 Persen
“Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa pemberian obat secara terus-menerus di seluruh negeri tidak menyebabkan konsekuensi lebih lanjut (berbahaya atau fatal) sampai kami benar-benar yakin bahwa kematian (Tognatti) tidak dapat dikaitkan dengan inokulasi yang disebutkan di atas,” kata jaksa Teresa Angela Camelio.
Meski demikian, pemerintah Italia mengatakan tidak ada bukti kuat yang menghubungkan kematian dengan vaksinasi dan telah mengizinkan vaksin AstraZeneca untuk terus digunakan.
Hingga kini sejumlah negara seperti Irlandia, Denmark, Norwegia, dan Islandia telah menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca sebelum adanya penelitian lebih lanjut.
Berita Terkait
-
Kunjungan ke Bali, Jokowi Akan Tinjau Vaksinasi Massal
-
Timbulkan Kerumunan, Vaksinasi Guru Pandeglang Dibubarkan
-
Pemprov Sulsel Akan Setop Penggunaan 4 Hotel Isolasi Pasien Covid-19
-
Begini Trik Mantan Mensos Juliari Batubara Cari Untung Dari Vendor Bansos
-
Banggar DPR: Jangan Jadikan Covid-19 Ajang Pemburu Rente
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Kapal di Karimun Diamankan, Ternyata Bawa Narkoba dan Kayu Tanpa Dokumen
-
Wakil Kepala BGN Ingatkan Pihak Terkait MBG Bekerja Sama dengan Baik
-
BGN Minta Mitra dan Yayasan Peduli Terhadap Siswa-siswi Penerima Manfaat
-
Pejabat Utama dan Kapolres di Polda Kepri Dimutasi, Berikut Namanya
-
Anggota Polisi di Kepri Jalani Sidang Etik usai Diduga Aniaya Pacar