SuaraBatam.id - Danau terbesar di dunia, Laut Kaspia, mengalami penurunan air yang sangat drastis. Hal ini terungkap dalam penelitian terbaru yang diterbitkan di Communications Earth & Environment.
Perairan ini akan turun antara sembilan dan 18 meter pada akhir abad ini, jika emisi terus meningkat. Kasus terburuk dari penurunan air setinggi 18 meter ini, model menunjukkan 34 persen dari luas permukaan akan menyusut.
Sayangnya, tidak banyak orang yang menyadari krisis besar ini. Bahkan, komunitas ilmiah sebagian besar tidak menyadari apa yang sedang terjadi.
Panel Internasional tentang Perubahan Iklim, belum membahas penguapan danau dari perubahan iklim dalam setiap laporannya dan PBB juga tidak membahas masalah ini dalam tujuan pembangunan berkelanjutannya.
Baca Juga: Balas Greta Thunberg, Ini Kata PM Selandia Baru Tentang Perubahan Iklim
Danau yang memiliki ciri-ciri seperti laut dan berada di kerak Samudera serta dikelilingi daratan berpasir ini, akan berdampak pada ekosistem jika mengalami penurunan permukaan.
Tak hanya itu, hilangnya air juga akan menghilangkan habitat bagi ikan endemik, burung, anjing laut, dan sumber makanan.
"Efek peningkatan dari penurunan permukaan laut Kaspia cenderung mengarah pada reorganisasi ekosistem secara besar-besaran dan mengancam biota Kaspia unik yang telah berevolusi di cekungan selama jutaan tahun," tulis para ilmuwan dalam penelitian tersebut, seperti dikutip Science Alert, Senin (28/12/2020).
Para ahli mengatakan, masalah ini tidak hanya bagi Laut Kaspia. Beberapa penelitian baru-baru ini menunjukkan penurunan permukaan air di laut tertutup dan sistem danau, sebagian besar disebabkan oleh pengeringan benua akibat perubahan iklim.
Karena tidak memiliki aliran keluar, danau sangat rentan terhadap kenaikan suhu. Ketinggian air semata-mata ditentukan oleh curah hujan, aliran sungai, dan penguapan. Hal yang sama berlaku untuk Laut Kaspia, yang mengandalkan Sungai Volga untuk aliran masuknya.
Baca Juga: Keren! Permainan Edukatif Ini Ajarkan Anak Tentang Perubahan Iklim
Sayangnya, sudah terlambat untuk menyelamatkan Kaspia hanya melalui pengurangan emisi. Perairannya sudah menurun dengan kecepatan 6 sampai 7 sentimeter setiap tahun.
Berita Terkait
-
El Nino Ancam Lukisan Gua Berusia 50.000 Tahun: Studi Ungkap Dampak Mengerikan Perubahan Iklim pada Warisan Budaya
-
Kota Tenggelam: Bagaimana Perubahan Iklim Mengancam Daerah Pesisir?
-
Iklim Kian Krisis, Apakah Kita Sudah Terlambat untuk Bertindak?
-
Mengenal Net Zero Emission dan Alasan Negara Harus Segera Mencapainya
-
Pengembangan Proyek Gas Berpotensi Hambat RI Penuhi Komitmen Perubahan Iklim
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Harga Emas Antam Berbalik Lompat Tinggi Rp23.000 Hari Ini, Jadi Rp1.777.000/Gram
-
Wall Street Keok, IHSG Diprediksi Melemah Imbas Perang Dagang Trump vs Xi Jinping
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
-
Emas dan Bitcoin Banyak Diborong Imbas Ketegangan Perang Dagang AS vs China
Terkini
-
Jadwal Imsakiyah Batam Hari Ini, Berikut Tips Berbuka Sehat Agar Puasa Lancar
-
Longsor Parah Lumpuhkan Akses ke Pelabuhan Utama Lingga, Warga Minta PU Segera Perbaiki Jalan
-
Meutya Hafid Sebut iPhone 16 Lolos Sertifikasi, AirTag Segera Diproduksi di Batam
-
200 Rumah di Lingga Dibekali Panel Surya untuk Perluas Akses Listrik, Kapan Direalisasi?
-
Waspadai Modus Penipuan Jelang Lebaran di Batam, Ini Tips Agar Tak Jadi Korban