
SuaraBatam.id - Seorang gadis 14 tahun menjadi perbincangan dunia karena menemukan molekul yang mematikan virus corona. Gadis itu adalah Anika Chebrolu.
Anika Chebrolu, salah satu bagian terkecil namun penting, ketika dunia berusaha menghentikan pandemi Covid-19 baik para pengusaha, pemerintah, ilmuwan, hingga dokter.
Anika Chebrolu berhasil memenangkan kompetisi sains nasional.
Anika Chebrolu ini menemukan molekul yang bisa mengikat dan berpotensi menonaktifkan virus.
Baca Juga: 290 Ribu Warga Depok akan Vaksinasi Virus Corona November Besok
Anika Chebrolu berasal dari Frisco, Amerika Serikat.
Anika Chebrolu menemukan molekul ini menggunakan permodelan komputer untuk mencari senyawa yang bisa mengikat dan menghentikan lonjakan SARS CoV 2, virus yang menyebabkan sakit Covid-19.
Metode yang dinamakan studi komputasi yang dilakukan Anika Chebrolu ini, sering digunakan para ilmuwan untuk membuat antivirus dan sebagai langkah awal.
Harusnya secara teori molekul yang ditemukan anak perempuan itu berhasil mencegah virus menginfeksi sel.
Atas karya dan penemuannya itu, Anika Chebrolu menyabet juara pertama kejuaraan 2020 3M Young Scientist Challenge, salah satu kompetisi sains bergengsi di AS untuk siswa SMA.
Baca Juga: Mengenal Post Covid-19 Syndrome, Dampak yang Muncul Setelah Sembuh
"Karena pandemi Covid-19 berdampak sangat parah dan perubahan drastis dunia dalam waktu singkat, saya dengan bantuan mentor saya, mengubah arah penelitian dan menargetkan virus SARS CoV 2," terang Chebrolu, mengutip Live Science, Rabu (21/10/2020).
Dari kompetisi ini Chebrolu berhasil memboyong hadiah 25.000 dolar AS atau setara Rp 375 juta.
Pihak penyelenggara menghargai kinerja Chebrolu, lantaran menemukan molekul senyawa yang bisa mengikat SARS CoV 2 penyebab sakit Covid-19 bukanlah hal mudah, dan membutuhkan kerja keras.
Chebrolu bercerita bagaimana dirinya memulai penelitian dengan memeriksa 698 juta senyawa dari data base yang didapatkannya.
Deretan senyawa-senywa ini diuji melalui komputer untuk dinilai kemampuan mengikat, menghentikan, struktur molekul, dan bagaimana karakteristik senyawa itu terurai di tubuh manusia, apakah menjadi racun dan sebagainya.
"Setiap skrining mempersempit pencariannya, sampai dia menemukan satu senyawa yang dapat mengikat virus corona dan mencegahnya menginfeksi sel," tutup Chebrolu.
Berita Terkait
-
Kenali Virus Corona Varian Nimbus: Penularan, Gejala, hingga Pengobatan Covid-19 Terbaru
-
Mengenal Virus Corona Varian Nimbus, Penularan Kasus Melonjak di 13 Negara
-
7 Fakta Kenaikan Kasus COVID-19 Dunia, Thailand Kembali Berlakukan Sekolah Daring
-
Pasien COVID-19 di Taiwan Capai 41.000 Orang, Varian Baru Corona Kebal Imunitas?
-
Alert! Kemenkes Peringatkan Potensi Peningkatan Covid-19
Terpopuler
- AFC Pindah Tuan Rumah Babak Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 ke Thailand
- 6 Mobil Bekas Harga Lebih Murah dari Motor 110cc: Pilih yang Irit atau yang Gagah?
- 4 Rekomendasi Mobil Bekas Mulai Rp30 Jutaan: Pilihan Cerdas untuk Keluarga Kecil, Anti Riba
- Kekuatan Timnas Indonesia 'Dilucuti' AFC, Rekor Garuda Jadi Tak Berarti di Ronde 4
- Pompa Air Tangguh untuk Sumur 30 Meter, Ini 5 Rekomendasi Terbaik
Pilihan
-
Proyek Rumah Tanpa Utang Asing, Menteri Ara: Perintah Prabowo Kita Berdiri di Kaki Sendiri
-
Perubahan Besar di Stasiun Tanah Abang, Ini Alur Baru Penumpang KRL Rangkasbitung dan Manggarai
-
Anggaran Makan Bergizi Gratis Naik jadi Rp121 Triliun Tahun Ini
-
Konglomerasi Terbesar RI Borong Saham Rumah Sakit Hermina Rp1 Triliun
-
5 Rekomendasi HP Memori 512 GB di Bawah Rp 5 Jutaan, Terbaik Juni 2025
Terkini
-
BRI Jalin Kerja Sama Strategis dengan Berbagai Pihak untuk Hadirkan Hunian Layak bagi Masyarakat
-
Makan Bergizi Gratis: BRI Perkuat Rantai Pangan Lewat Koperasi di Riau
-
Labuna: Dari Lada Sachet hingga Ekspor Rempah Nusantara, Ini Jurus Suksesnya
-
Bocah di Batam Dianiaya Ayah Tiri, Ditemukan Terlantar di Rumah Sakit
-
ASN Tewas Usai Kencan 'Panas' dengan Wanita Muda di Hotel Karimun