SuaraBatam.id - Terungkapnya kasus TPPO di kapal penangkap ikan asal China oleh Ditreskrimum Polda Kepri beberapa bulan belakangan turut berdampak pada aktivitas mereka di perairan Kepri.
Kasubdit IV Ditreskrimum Polda Kepri, AKBP Dhani Catra Nugraha mengklaim, semenjak adanya pengungkapan kasus tersebut, ada banyak kapal China yang sudah tidak berani lagi mendekat ke perairan Indonesia.
“Kapal China itu ga berani merapat kesini sudah, mereka (mungkin) trauma karena kasus kemarin,” ujar Dhani, Senin (7/9/2020).
Ia juga menambahkan, ada kemungkinan kapal-kapal itu takut karena apabila tertangkap menjadi kerugian besar bagi mereka.
Baca Juga: Bobol Warung Warga, 2 Pria di Tanjungbalai Ditangkap Polisi
“Seperti dua kapal yang kami amankan (Lu Huang Yuan Yu 118 dan Lu Huang Yuan Yu 117), sudah rugi miliaran mereka,” kata Dhani, melansir Batamnews --jaringan Suara.com.
Kerugian itu, Dhani menambahkan, karena sewaktu para kru kapal ditahan di wilayah Indonesia, menyebabkan mereka tidak bisa melaut mencari ikan.
“Karena beberapa hari di sini saja, seharusnya sudah bisa dapat berapa ikan, berapa cumi-cumi. Sedangkan kemarin cuma beberapa hari di sini saja, sudah rugi besar mereka,” ucap Dhani.
Sebagaimana diketahui, beberapa bulan terakhir terjadi tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang melibatkan warga negara Indonesia sebagai ABK yang bekerja di kapal asing.
Para ABK WNI yang berada di kapal China tersebut seringkali menjadi korban tindak kekerasan hingga diperlakukan tidak manusiawi.
Baca Juga: Tes SKB CPNS 2019 di Kabupaten Landak Digelar Sesuai Protokol Kesehatan
Bahkan, yang sempat viral, ada WNI meninggal di atas kapal, ada pula yang jenazahnya dilarung ke laut, hingga jasad WNI dimasukkan ke dalam freezer.
Masih segar di ingatan kita, kapal China yang menyewa orang (nelayan lokal) untuk menyelundupkan jenazah-jenazah yang meninggal di kapal mereka untuk dikeluarkan dengan perahu boat kecil.
Kapal-kapak China ini seringkali enghindari tanggung jawab sebagai pihak yang mempekerjakan para ABK tersebut. Perlakuan kepada ABK juga kadang tidak manusiawi.
Meski demikian, masih banyak yang tertarik bekerja di kapal penangkap ikan asal China melalui agen-agen tak resmi dengan resiko mempertaruhkan nyawa.
Berita Terkait
-
Temu Teknis RSO Ditjen Hubla Kemenhub Hadirkan Penanganan Cyber Security Perairan Indonesia
-
KPLP Pangkalan Tanjung Uban Dapat Apresiasi, Kemenhub Komitmen Jaga Keselamatan Pelayaran
-
Pemulangan 6 Jenazah ABK WNI Yang Tewas Tenggelam Di Jepang Dilakukan Bertahap
-
Heboh Anggota Polda Kepri Diduga Paksa Istri Threesome, Propam Turun Tangan Usut Kasus Bripda SK
-
Dua Orang Dipastikan Meninggal, Begini Kabar Terbaru 7 ABK WNI Hilang Di Korsel
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
- Jadi Anggota DPRD, Segini Harta Kekayaan Nisya Ahmad yang Tak Ada Seperempatnya dari Raffi Ahmad
Pilihan
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
-
Pegawai Komdigi Manfaatkan Alat AIS Rp250 M untuk Lindungi Judol, Roy Suryo Duga Ada Menteri Ikut 'Bermain'
-
Trump Effect! Wall Street & Bursa Asia Menguat, IHSG Berpotensi Rebound
-
Baru Sebulan Jadi Bos NETV, Manoj Punjabi Mengundurkan Diri
-
Harga Emas Antam Meroket! Naik Rp14.000 per Gram Hari Ini
Terkini
-
Berapa Harga Airpods Pro Asli Gen 2? Inilah Keunggulannya
-
16 Atlet Muaythai Batam Bertarung di Vitka Gym, Ajang Pemanasan Menuju Porkot 2024
-
Melestarikan Mangrove, Mengangkat Ekonomi: Perjuangan Gari di Kampung Tua Bakau Serip, Desa Binaan Astra
-
Bangkitkan Ekonomi Lokal: Desa Wisata Batam Menjadi Ikon Pariwisata di Era Jokowi
-
Jeju Air Buka Rute Incheon-Batam, 3 Kali Seminggu! Cek Jadwalnya