Pulau Bintan Kena Dampak Kabut Asap Kiriman Sumatera BMKG: Sebaiknya Pakai Masker

Pulau Bintan yang meliputi Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan terdampak kabut asap kiriman dari Pulau Sumatra, seperti Riau dan Palembang.

Eliza Gusmeri
Rabu, 11 Oktober 2023 | 18:26 WIB
Pulau Bintan Kena Dampak Kabut Asap Kiriman Sumatera  BMKG: Sebaiknya Pakai Masker
Pulau Bintan [antara]

SuaraBatam.id - Pulau Bintan yang meliputi Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan terdampak kabut asap kiriman dari Pulau Sumatra, seperti Riau dan Palembang.

"Kabut asap melanda Pulau Bintan sudah sekitar lima hari terakhir akibat terbawa angin," kata prakirawan BMKG Tanjungpinang Miranda Putri Permatasari di Tanjungpinang, Selasa, dikutip dari Antara.

Namun, kabut asap itu kata dia masih tergolong aman dan tidak menganggu aktivitas pelayaran. Saat ini jarak pandang relatif normal atau di atas batas normal 1.000 meter.

BMKG tetap menyarankan warga setempat memakai masker ketika beraktivitas di luar rumah untuk mengantisipasi gangguan kesehatan akibat kabut asap.

Baca Juga:Warga Rempang Ragukan Hunian Relokasi yang Disediakan Pemerintah, Ombudsman Tinjau Lokasi

"Kabut asap mengandung gas dan partikel kimia yang dapat mengganggu sistem pernapasan, jadi sebaiknya warga pakai masker jika keluar rumah," ujarnya.

Selain itu, BMKG meminta warga mewaspadai terjadinya kebakaran hutan dan lahan di tengah kondisi cuaca panas di Pulau Bintan dalam beberapa hari terakhir.

Apalagi, katanya, BMKG telah mendeteksi beberapa titik api, khususnya di kawasan Bintan Utara, Kabupaten Bintan yang dikelilingi laut lepas.

"Saat ini kondisi cuaca panas, pertumbuhan hujan kurang. Warga harus mewaspadai kebakaran hutan dan lahan, salah satunya tidak membuang puntung rokok sembarangan," katanya.

Wilayah lainnya di Kepri, seperti Kota Batam, juga ikut terkena dampak kabut asap kiriman dari Pulau Sumatra, sejak sepekan terakhir.

Baca Juga:Jumlah Pengangguran di Batam Terus Meningkat 5 Tahun Terakhir, Ini Data dari BPS

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini