SuaraBatam.id - Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kepulauan Riau (BPBD Kepri) menerima laporan dari sejumlah warga di Tanjungpinang dan Bintan bahwa mereka melihat ular di sekitar kediamannya saat air laut menggenangi jalan dan masuk ke dalam rumah.
Meskipun belum ada warga yang digigit, keberadaan ular itu dianggap membahayakan keselamatan. Kepala BPBD Kepri Muhammad Hasbi di Tanjungpinang, Selasa, meminta masyarakat untuk waspada.
"Perubahan fungsi rawa saat pasang air laut tinggi dan hujan deras menyebabkan ular keluar dari sarangnya. Karena itu warga harus waspada, dengan cara memperhatikan kondisi rumah dan lingkungan sekitarnya," katanya dilansir dari Antara.
Selain itu, kata dia, sejumlah warga pesisir juga melihat banyak biawak dari rawa yang berkeliaran sampai ke pemukiman warga.
Baca Juga:Heboh Teror Ular Kobra Jelang Kedatangan Anies, Denny Siregar Ngakak: Pasang Sendiri, Ribut Sendiri
Biawak itu tidak mengancam keselamatan warga, namun warga harus mewaspadai jangan sampai memangsa hewan ternak.
"Warga juga harus mewaspadai buaya di sejumlah kawasan pesisir di Pulau Bintan,"kata MUhammad Hasbi.
Prakirawan BMKG Tanjungpinang, Arifah Dwi Yuliani di Tanjungpinang, mengatakan, pasang air laut cukup tinggi, namun tidak menyebabkan banjir rob seperti peristiwa Rabu pekan lalu.
"Pasang air laut kembali tinggi pada 4 Februari 2023, masyarakat pesisir harus mewaspadainya," katanya.
Warga, terutama pengguna transportasi laut harus mewaspada tinggi gelombang laut di Perairan Bintan yang mencapai 4 meter, sama seperti di Perairan Lingga. Sedangkan gelombang laut di Tanjungpinang dan Batam mencapai 2,5 meter.
Baca Juga:Seminggu Lahap 20 Ayam, Ular Sanca Kembang Ditangkap Warga Biting Jember
Sementara kecepatan angin mencapai 30 knot. Suhu udara berkisar 24-29 derajat Celcius.
"Gelombang tinggi, angin kencang dan hujan lebat masih terjadi di Bintan dan Tanjungpinang," demikian Arifah Dwi Yuliani. [antara]