Pendiri Huawei Sebut Dunia Dalam Resesi, Ingatkan Perusahaan Akan Krisis Bisnis

Ia menyeru perusahaannya untuk berhati-hati soal pengeluaran di tengah ketidakpastian seperti sekarang.

Eliza Gusmeri
Selasa, 06 September 2022 | 16:30 WIB
Pendiri Huawei Sebut Dunia Dalam Resesi, Ingatkan Perusahaan Akan Krisis Bisnis
Pendiri Huawei, Ren Zhengfei. [Huawei]

SuaraBatam.id - Pendiri Huawei, Ren Zhengfei memberikan pernyataan yang cukup mengkhawatirkan dunia bisnis.

Ia menyerukan perusahaannya untuk berhati-hati soal pengeluaran di tengah ketidakpastian saat ini.

Ia menyampaikan pesan melalui memo kepada staf-stafnya bahwa ia membayangkan kondisi suram tentang dunia menuju resesi.

Melansir South China Morning Post di Jakarta, Selasa (6/9/22) Ren dan perusahaannya telah menanggung beban perang perdagangan AS terkait teknologinya yang menjadi target utama sanksi Amerika untuk menghambat pertumbuhan dan perkembangan China.

Baca Juga:Lewat Casing, Huawei Mate 50 Series Bisa Nikmati Teknologi 5G

Bisnis perusahaan telah menderita melalui langkah-langkah yang telah membatasi pasokan semikonduktor dan perangkat lunak luar negeri untuk produk-produknya.

Hal ini menjadi perhatian khusus bagi Ren, yang dari waktu ke waktu mengingatkan para karyawan tentang perlunya berhati-hati menavigasi krisis bisnis.

Bagi para pemimpin perusahaan teknologi dan taipannya sendiri, ada tantangan tambahan dari tindakan keras Beijing untuk mencegah wabah Covid-19 yang berdampak pada ekspor dan pengiriman.

Pendiri Huawei ini juga memperingatkan bahwa dekade mendatang akan menjadi periode yang menyakitkan dalam sejarah.

Ke depannya, perusahaan perlu mengurangi perkiraan yang terlalu optimis, menjadikan kelangsungan hidup sebagai prioritas dalam tiga tahun ke depan sebagai pandangan yang realistis.

Baca Juga:CEK FAKTA: Benarkah Wapres Ma'ruf Amin Sebut Kas Negara Menipis Rakyat Diminta Bantu Pemerintah?

Strateginya yang berfokus pada keuntungan daripada pangsa pasar dinilai masuk akal.

Larangan ekspor Amerika pada Mei 2019 telah sangat merusak bisnis smartphone Huawei, sementara ambisi 5G-nya di banyak negara maju telah dirusak oleh tuduhan jaringan yang digunakan untuk mata-mata oleh Beijing.

Penurunan pendapatan selama tiga kuartal berturut-turut dan penurunan margin laba bersih menjadi 5 persen pada paruh pertama tahun ini menunjukkan tekanan.

PDB China hanya tumbuh 0,5 persen pada kuartal kedua. Ekonomi global yang sedang berjuang dan inflasi yang meningkat karena dipengaruhi oleh pandemi Covid-19, perang di Ukraina, perubahan iklim dan kekurangan makanan dan energi, bisa dikatakan mengkhawatirkan pemerintah, warga negara, hingga perusahaan.

Huawei adalah perusahaan teknologi terkemuka China dan pemimpin dunia dalam infrastruktur telekomunikasi 5G, dipuji sebagai "juara nasional". Ren juga secara luas dihormati karena pengetahuannya, ketajaman bisnis dan gaya hidupnya yang sederhana.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini