Dubes RI untuk Singapura Ingin Petani Lokal di Kepri Terapkan Teknologi Agrikultur 4.0

Hal itu dilakukan agar Kepri menjadi bagian rantai pasok global.

Eliza Gusmeri
Jum'at, 22 Juli 2022 | 10:18 WIB
Dubes RI untuk Singapura Ingin Petani Lokal di Kepri Terapkan Teknologi Agrikultur 4.0
Rumput laut Batam (foto: antara)

SuaraBatam.id - Duta Besar (Dubes) RI untuk Singapura Suryo Pratomo mendorong petani lokal di Kepulauan Riau memanfaatkan Program Agrikultur 4.0 yang berbasis pada penerapan teknologi pertanian.

Hal itu dilakukan agar Kepri menjadi bagian rantai pasok global.

"Harapannya, standar pengelolaan pertanian di Kepri sesuai standar yang diakui dunia internasional," kata Suryo Pratomo saat menghadiri penandatanganan MoU Food Industry 4.0 antara Pemprov Kepri dan Polytechnic Singapura di Aula Wan Seri Beni, Pulau Dompak, Tanjungpinang, Kamis, dilansir dari Antara.

Dia menyatakan kerja antar kedua wilayah tersebut lebih fokus pada penguatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) Kepri, sehingga ke depan produktivitas pertanian di daerah setempat akan semakin meningkat, bahkan berorientasi ekspor ke negara-negara lain.

Baca Juga:Tanggul Irigasi Induk di Banjarnegara Jebol, Ratusan Hektar Lahan Pertanian Terancam

Ia pun mendorong Pemprov Kepri membuat database terkait produk-produk lokal apa saja yang bisa dikembangkan melalui teknologi Agrikultur 4.0.

"Teknologi ini merupakan sistem aplikasi yang dapat digunakan untuk berbagai pengembangan produk pertanian, sehingga tak hanya produktivitas yang meningkat, tapi memenuhi kualitas standar ekspor," ujarnya.

Menurutnya, teknologi itu sangat penting diterapkan, mengingat Indonesia sendiri merupakan negara berbasis agrikultur, yang artinya memproduksi atau membuat makanan, pangan, serat, dan hasil lainnya, dalam bidang pertanian yang memerlukan tenaga manusia, yang di dalamnya pun termasuk berbagai jenis tanaman tertentu serta pertambahan pada berbagai hewan lokal.

Suryo juga menyebut Indonesia, khususnya Kepri, saat ini dapat memainkan peran penting sebagai rantai pasok global di tengah potensi krisis pangan yang dihadapi dunia.

"Ada dua hal penting yang harus diperhatikan yaitu meningkatkan produktivitas dan tata kelola yang benar, sehingga produk-produk pertanian yang dihasilkan dari segi keamanan dan kesehatannya sesuai standar dunia," ujarnya.

Baca Juga:Pemkab Bantul Kembali Terima 800 Dosis Vaksin PMK Ternak

Dia juga mencontohkan selama ini Indonesia kesulitan memenuhi permintaan daging ayam ke Singapura, karena setelah ditelusuri ternyata ada standar yang belum terpenuhi.

Namun ia merasa bangga akhirnya Indonesia kini berhasil mengekspor ayam ke Singapura, setelah standar produk yang digunakan pun diakui negara tetangga.

"Alhamdulillah, hari ini saya menyaksikan langsung kedatangan perdana ayam dari Indonesia ke Singapura," ungkap Suryo.

Lebih lanjut Suryo mengharapkan agar standar yang sudah ada dalam kegiatan ekspor ayam ke Singapura itu dapat diterapkan di berbagai daerah di Indonesia.

Apalagi Kepri yang bertetangga langsung dengan Singapura, jika mampu menjadi sentral produksi maka tentu akan dilirik oleh negara-negara, khususnya ASEAN di tengah ancaman krisis pangan dunia.

"KBRI siap memfasilitasi apa saja yang dibutuhkan Kepri terkait pengembangan produk pertanian lokal dengan Polytehcnic Singapura yang secara aktif telah menerapkan teknologi pertanian perkotaan dan aquaculture," katanya menegaskan. [antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini