Stok Sapi di Tanjungpinang Menipis: Hanya Tersisa 18 Ekor untuk 9 Hari ke Depan

Yoni menyebut pasokan sapi terbatas menyusul adanya larangan lalu lintas sapi dari luar daerah masuk ke Tanjungpinang guna mengantisipasi masuknya wabah penyakit mulut.

Eliza Gusmeri
Kamis, 26 Mei 2022 | 16:25 WIB
Stok Sapi di Tanjungpinang Menipis: Hanya Tersisa 18 Ekor untuk 9 Hari ke Depan
Ilustrasi sapi [ANTARA/Anis Efizudin]

SuaraBatam.id - Stok sapi di Kota Tanjungpinang mulai menipis. Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Yoni Fadri menyampaikan stok sapi untuk kebutuhan harian masyarakat setempat tersisa hanya belasan ekor.

"Stok sapi tersisa sekitar 18 ekor, dengan estimasi kebutuhan dua ekor per hari. Artinya, cuma cukup buat memenuhi permintaan masyarakat selama sembilan hari ke depan," kata Yoni Fadri di Tanjungpinang, Kamis.

Yoni menyebut pasokan sapi terbatas menyusul adanya larangan lalu lintas sapi dari luar daerah masuk ke Tanjungpinang guna mengantisipasi masuknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Indonesia.

Tanjungpinang selama ini memang bergantung dengan pasokan sapi dari provinsi lain, karena bukan sentra penghasil ternak sapi.

Baca Juga:Tujuan Singapura, Tongkang Bawa Kontainer dari Pekanbaru Nyaris Tenggelam di Karimun

Sampai saat ini, kata Yoni, belum ada kepastian kapan sapi dari daerah-daerah, seperti Lampung, Jambi, hingga Palembang bisa masuk ke Tanjungpinang.

"Pengaturan lalu lintas sapi antarprovinsi jadi wewenang pemerintah pusat," ujar dia.

Untuk memenuhi kebutuhan harian masyarakat di Tanjungpinang termasuk keperluan hewan kurban jelang Hari Raya Idul Adha 2022, pihaknya berupaya mendatangkan sapi dari daerah lainnya di Provinsi Kepri yang surplus ternak sapi, seperti Kabupaten Natuna dan Kabupaten Kepulauan Anambas.

Yoni khawatir apabila dalam waktu dekat tak ada sapi masuk ke Tanjungpinang, maka aktivitas penjualan maupun konsumsi daging sapi potong/segar terancam terhenti.

"Permasalahan terbatasnya pasokan ternak sapi tengah dialami hampir semua wilayah di Indonesia, tidak hanya Tanjungpinang," imbuhnya.

Baca Juga:Wabah PMK di Tuban Menyebar di 14 Kecamatan, Total 180 Ekor Terinfeksi

Yoni juga memastikan sejauh ini belum ditemukan penyebaran PMK di Tanjungpinang, makanya pemerintah sangat berhati-hati untuk mendatangkan sapi dari provinsi lain.

Menurutnya perlu waktu pemulihan yang lama dan biaya sangat besar jika ternak sapi maupun kambing terkena paparan PMK.

"Kami rutin setiap hari memeriksa serta menyemprot cairan disinfektan di kandang hingga sapi di Tanjungpinang untuk mencegah adanya PMK," katanya. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini