SuaraBatam.id - Nama Belmondo Scorpio disebut-sebut publik karena aksi heroiknya melidungi Ade Armando dari amukan massa saat demo mahasiswa 11 April 2022.
Sosok pemuda asal Batam ini membuat publik penasaran setelah detik-detik Ade Armando dipukuli oleh massa demo beredar luas di media sosial.
Dalam video itu, ada seorang pemuda yang dengan sigap langsung merangkul Ade Armando dan melindunginya dari pukulan massa yang ternyata bernama Belmondo Scorpio.
Baca Juga:Kronologi Polisi Salah Identifikasi Pengeroyok Ade Armando
Belmondo Scorpio adalah seorang pemuda asal Batam, Kepulauan Riau. Ia menjadi penulis untuk liputan demo 11 April di depan Gedung DPR RI mendampingi Ade Armando.
Peliputan itu dilakukan untuk keperluan konten YouTube dan media sosial Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS).
Sesaat setelah peliputan selesai, ada beberapa massa aksi yang memprovokasi hingga akhirnya pemukulan terhadap Ade Armando tak dapat dihindari.
Belmondo yang mengenakan jaket bertuliskan PIS itu dengan sigap memeluk Ade Armando. Ia berusaha melindunginya agar tak terkena pukulan dari amukan massa.
Namun sayang tenaganya tak cukup kuat melawan banyaknya massa yang memukuli Ade Armando secara membabi buta.
Baca Juga:Polisi Tangkap Dua Tersangka Baru Pengeroyok Ade Armando
Anak Jenius Punya Segudang Prestasi
Pria kelahiran Maret 1999 ini merupakan lulusan jurusan Hukum di Universitas Sumatera Utara.
Dikutip dari akun LinkedIn miliknya, Belmondo tercatat memiliki banyak prestasi. Saat duduk di bangku SMK Negeri 4 Batam, Belmondo didapuk menjadi Ketua OSIS.
Di bangku kuliah, Belmondo Scorpio berhasil mendapatkan beasiswa bebas biaya kuliah 100 persen dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan total beasiswa mencapai Rp 100 juta.
Selama mengenyam pendidikan tinggi, Belmondo menjadi anggota BEM USU selama 2 tahun dan aktif berorganisasi.
Lulus dari kampus, Belmondo menjadi tenaga pengajar dalam gerakan Indonesia Mengajar. Ia juga pernah bekerja sebagai tim marketing di sebuah perusahaan startup bernama Semud.
Setelah itu, Belmundo berangkat ke Jakarta dan menjadi penulis di PIS yang diketuai oleh Ade Armando.