Minyak Goreng di Natuna Susah Dicari, Pedagang Keripik: Sudah Mahal, Langka Pula

Kelangkaan terjadi bukan hanya minyak goreng subsidi, namun juga minyak goreng satu harga.

Eko Faizin
Minggu, 13 Maret 2022 | 20:01 WIB
Minyak Goreng di Natuna Susah Dicari, Pedagang Keripik: Sudah Mahal, Langka Pula
Ilustasi minyak goreng botol. [Istimewa]

SuaraBatam.id - Keberadaan minyak goreng di Kabupaten Natuna mengalami kelangkaan sejak seminggu terakhir. Gara-gara masyarakat kini kesulitan untuk mendapatkannya.

Kelangkaan terjadi bukan hanya minyak goreng subsidi, namun juga minyak goreng satu harga.

Akibatnya, harga minyak goreng untuk kemasan 1 liter bisa mencapai 25 ribu per kemasan.

Sejumlah minimarket dan toko-toko sembako yang ada di kota Ranai kini juga tidak lagi menjual minyak goreng.

"Harga yang 1 liter rata rata Rp 25 ribu, kalau 2 liter mencapai Rp 40 ribu," ujar pedagang, Bahniah dikutip dari Batamnews.co.id--jaringan Suara.com, Minggu (13/3/2022).

Bahniah menuturkan, kelangkaan dan mahalnya harga minyak goreng kini dikeluhkan oleh pembeli khususnya para ibu rumah tangga.

Dampak kelangkaan minyak goreng di Natuna tidak hanya sampai disitu, seorang pedagang keripik pisang di kota Ranai terpaksa menutup usahanya sementara karena selain harganya yang tinggi, minyak goreng pun sulit didapat.

"Sudah mahal, langka pula. Itu yang jualan keripik di simpang, tutup dulu jualan. Gas mahal, minyak tanah cuma dapat 2 liter seminggu, minyak mahal juga. Apa lagi yang mau didapat," katanya.

Kepala Dinas Perindustrian, Pedagangan, dan Koperasi Usaha Mikro (Disperindagkopum) Natuna, Marwan Syah Putra mengatakan jika kelangkaan terjadi dikarenakan kapal barang yang biasa membawa kebutuhan sembako masyarakat Natuna, masih belum tiba di Ranai.

Dirinya menjelaskan jika selama ini seluruh kebutuhan bahan pokok yang beredar di Natuna berasal dari distributor yang berada di Tanjungpinang, Batam, dan Pontianak.

"Kapal-kapal barang itu baru sekitar seminggu lewat dari Natuna. Nah saat ini posisi masih berada di Tanjungpinang. Kalau kapal sudah masuk, InsyaAllah stok minyak goreng ada lagi," jelas Marwan.

Menurutnya, harga jual minyak goreng non subsidi yang mahal saat ini merupakan hal yang wajar. Sedangkan untuk minyak goreng subsidi satu harga yang ditetapkan oleh Pemerintah, Kabupaten Natuna menerapkan harga yang berbeda akibat tingginya biaya transportasi.

Pihaknya telah menyurati Kementerian Perdagangan terkait permasalahan kelangkaan minyak goreng dan penetapan minyak goreng satu harga.

Pemerintah Kabupaten Natuna tidak menanggung biaya transportasi bahan pokok tersebut karena terlalu tinggi, namun akan mempertimbangkan harga yang layak untuk minyak goreng satu harga.

"Itu adalah hukum perdagangan. Saat barang langka dan permintaan tinggi, maka harga akan naik," katanya.

Kabupaten Natuna hanya satu kali mendapatkan distribusi minyak goreng satu harga pada 7 Februari kemarin. Tapi setelah pasokan minyak goreng satu harga habis, harga minyak goreng dijual lebih dari Rp 14 ribu.

Kapal pengangkut sembako untuk Kabupaten Natuna diperkirakan akan tiba di Pelabuhan Penagi pada hari Senin pekan depan.

Namun untuk minyak goreng harus menunggu pembongkaran yang mungkin akan didistribusikan pada hari Rabu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini