Muncul Varian Deltacron di Negara Eropa, Begini Tanggapan Kemenkes RI

Sebelumnya, para ilmuwan telah mengonfirmasi keberadaan varian Covid-19 baru yang menggabungkan mutasi dari varian Omicron dan Delta.

Eko Faizin
Minggu, 13 Maret 2022 | 16:25 WIB
Muncul Varian Deltacron di Negara Eropa, Begini Tanggapan Kemenkes RI
Petugas kesehatan melakukan tes usap (swab test) antigen kepada warga di Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (27/12/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraBatam.id - Pemerintah terus memantau perkembangan varian Deltacron yang telah terdeteksi di beberapa negara di Eropa dan merupakan gabungan mutasi Delta dan Omicron.

Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi.

"Ini masih dimonitor perkembangannya. Karena belum ada bukti terkait peningkatan penularan, keparahan dan lainnya," kata Siti Nadia Tarmizi kepada Antara, Minggu (13/3/2022).

Sebelumnya, para ilmuwan telah mengonfirmasi keberadaan varian Covid-19 baru yang menggabungkan mutasi dari varian Omicron dan Delta dengan kasus yang dilaporkan di beberapa negara Eropa.

Varian itu, yang dijuluki "Deltacron," dikonfirmasi melalui pengurutan genom yang dilakukan para ilmuwan di IHU Mediterranee Infection di Maseille, Prancis. Varian itu telah terdeteksi di beberapa wilayah Prancis.

Kasus varian Deltacron juga ditemukan di Denmark dan Belanda, menurut database internasional Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).

Secara terpisah dua kasus teridentifikasi di Amerika Serikat dan dilaporkan 30 kasus teridentifikasi di Inggris.

Varian tersebut adalah hibrida yang muncul lewat proses yang disebut rekombinasi, di mana dua varian virus menginfeksi individu secara bersamaan mengakibatkan bertukar materi genetik dan menciptakan varian baru.

Nadia memastikan bahwa pemerintah terus melakukan pemantauan perkembangan dan mendorong percepatan upaya vaksinasi Covid-19.

"Ya artinya menghadapi apapun juga potensi penularan, percepatan vaksinasi booster dan primer harus disegerakan," ujar Nadia. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini