Harga Kedelai Nasional Melonjak, Produsen di Batam Akan Naikkan Harga Tahu dan Tempe

Seperti yang diungkapkan oleh satu produsen Tahu di kawasan Kampung Belian Batam Center.

Eliza Gusmeri
Senin, 21 Februari 2022 | 14:37 WIB
Harga Kedelai Nasional Melonjak, Produsen di Batam Akan Naikkan Harga Tahu dan Tempe
Proses produksi tahu di pabrik tahu milik wiro di kawasan Batam Center (partahi/suara.com)

SuaraBatam.id - Menyusul kebijakan kenaikan harga kedelai secara Nasional, kemungkinan akan mempengaruhi harga tempe di daerah.

Seperti yang diungkapkan oleh satu produsen Tahu di kawasan Kampung Belian Batam Center.

"Ini hasil pembicaraan terakhir kami dengan Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Batam. Dalam waktu dekat kami akan menaikkan harga jual dari kami produsen, ke pasar," terang Wiro saat ditemui di kediamannya, Senin (21/2/2022).

Menurutnya, harga jual kedelai saat ini Rp585 ribu per 50 kilogram, dari harga sebelumnya Rp540 ribu per 50 kilogram.

Baca Juga:Harga Kedelai Tinggi, Perajin Tahu di Cianjur Tak Punya Pilihan Selain Naikkan Harga Jual

Pihaknya masih menjual hasil tahu dengan harga normal Rp130 ribu per papan. Kenaikan harga itu mempengaruhi biaya produksi yang dilakukan setiap harinya.

Untuk setiap harinya, ia mengaku menggunakan 10 karung kedelai yang mayoritas berasal dari Malaysia dan juga kedelai lokal.

"Memberatkan sekali sebenarnya kenaikan harga ini, terutama kedelai Malaysia. Kami pun sebenarnya gak mau ambil keputusan itu, tapi mau bagaimana lagi. Dari pemerintah juga tidak ad solusi ke kami," tegasnya.

Selain kebijakan menaikkan harga, solusi jangka pendek yang dimiliki adalah merubah kuantitas Tahu yang diproduksi setiap harinya.

"Ukuran memang saat ini kita perkecil mas. Tapi kualitas tetap kita pertahankan," lanjutnya.

Baca Juga:Ratusan Pelaku Industri Tempe Mogok Produksi, Harga per Kilo Tempe Sampai Rp12 Ribu

Hal senada juga dilontarkan oleh Rosmanto produsen Tempe, yang kini terpaksa mengurangi produksi setiap harinya.

Demi mengakali harga jual, kini Rosmanto hanya memproduksi tempe sesuai dengan permintaan dari pasar langganannya.

"Hanya produksi tempe sesuai dengan permintaan saja mas. Gak berani lebih karena bahan bakunya mahal," paparnya.

Kenaikan harga bahan baku kedelai ini, diakuinya baru diketahui beberapa waktu belakangan, dari pemberitaan media massa dan harga kuitansi pembelian kedelai.

"Kalau ditanya asal kedelai saya juga gak tahu mas. Saya aja kaget waktu bayar kuitansi dari langganan saya," ujarnya.

Pihak produsen Tahu dan Tempe di Batam, hanya dapat berharap agar Pemerintah dapat mengambil kebijakan mengenai harga kenaikan kedelai.

Hal ini menyusul persiapan kenaikan harga jual, yang akan diambil sebagai langkah terakhir dari pihak produsen.

Kontributor : Partahi Fernando W. Sirait

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini