SuaraBatam.id - Produk olahan kelapa dari Bintan, Kepulauan Riau (Kepri) berhasil menembus pasar internasional. Produk kelapa olahan itu dikelola oleh PT BOF berupa kelapa parut kering atau dessicated coconut dan coconut chips, mampu menembus pasar Amerika untuk pertama kali di awal tahun 2022.
"Ini adalah terobosan awal tahun 2022, semoga menjadi awal yang baik dan ekspor terus meningkat tahun ini," ujar Kepala Karantina Pertanian Tanjungpinang, Raden Nurcahyo Nugroho, Senin.
Raden menyebut ekspor coconut chips perdana dan menembus pasar Amerika Serikat (AS) perdana ini merupakan upaya BOF menyukseskan program gerakan tiga kali lipat ekspor (Gratieks) yang dicanangkan Kementerian Pertanian.
Ekspor kelapa parut kering dengan jumlah 12,4 ton dan coconut chips sejumlah 5,6 ton dengan nilai ekonomi Rp819,4 juta dilepas pada 14 Januari 2022.
Baca Juga:BPS: Ekspor Sumbar Mencapai 3,06 Miliar Dolar AS
"Ini adalah permintaan pertama mereka yang dikirim dalam satu kontainer dengan standar food grade," ujar Raden.
Dengan terbukanya pasar AS, katanya, merupakan angin segar bagi petani kelapa di Indonesia, sehingga para petani tak perlu resah lagi akan serapan pasarnya.
Menanam kelapa merupakan investasi jangka panjang yang sangat menguntungkan, karena dari bunga, buah, daun bahkan batang kelapa semua memiliki nilai jual. (antara)
Menurutnya pasar produk olahan kelapa di luar negeri sangat terbuka. Tidak hanya olahan daging kelapanya saja, melainkan olahan sabut kelapa pun diminati pasar di luar negeri.
Saat ini di kawasan industri di Kabupaten Bintan tersebut sedang di bangun pengolahan sabut kelapa yang pasarnya berorientasi ekspor.
Baca Juga:Indonesia Produsen Ikan Nila Terbesar di Dunia, Pemasok Utama dari Danau Toba
"Bila semua telah berjalan, ini akan menjadi sistem pengolahan kelapa yang terintegrasi dalam satu lokasi. Sehingga kelapa dari kebun yang telah teregister organik, bisa langsung masuk pabrik tanpa harus dikupas terlebih dahulu," sebutnya.
- 1
- 2