"Tapi mau bagaimana, karena pandemi. Kegiatan-kegiatan yang dulu dilakukan meriah, hingga ada kembang api terpaksa ditiadakan," ujarnya.
Lik Khai juga menekankan, pentingnya orang Tionghoa di Batam guna menahan diri, untuk berkumpul bersama dikarenakan pandemi Covid-19 yang saat ini menjadi penghalang.
Karena alasan itu, ia terpaksa membatalkan agenda kumpul bersama, yang sebelumnya sudah direncanakan dengan keluarganya.
"Nanti paling hanya kumpul bersama keluarga inti saja. Dengan sanak saudara yang lain, paling virtual saja. Saya sangat menjaga keluarga saya, agar tidak terpapar Covid lagi. Terutama ibu yang sudah sangat tua," lanjutnya.
Baca Juga:Mengkhawatirkan! Kasus Covid-19 di Batam Meningkat Tajam pada Januari
Pada perayaan Imlek setiap tahun, hal yang paling dirindukan oleh etnis Tionghoa diakuinya sama dengan yang dirasakan oleh pemeluk agama lain dalam merayakan hari besar.
Bersilaturahmi dan berkumpul, hingga bertukar hadiah antar anggota keluarga menjadi hal yang sangat dirindukan.
Imlek tahu ini dilambangkan dengan Macan sebagai simbol shio.
Macan dalam budaya Cina memiliki makna tersendiri.
Macan melambangkan karakteristik kekuatan besar, keberanian, dan pengusir kejahatan, dan juga bagian dari keberuntungan.
Baca Juga:Imlek 2022, Tangkapan Ikan Dingkis 'si Pembawa Hoki' Berkurang di Batam
Jeruk Masih Laris Manis