SuaraBatam.id - Para Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Malaysia dan Singapura mengeluhkan situasi di Rumah Susun (Rusun) Tanjunguncang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) yang dijadikan sebagai lokasi karatina.
Keluhan itu diketahui dari video yang diunggah akun media sosial Instagram @infokotabatamreal sejak, Senin (27/12/2021) lalu.
Dalam postingan video pendek berdurasi 11 detik tersebut, terlihat tumpukan sampah di lantai dasar yang diduga tempat karantina.
Hal itu juga disampaikan oleh Fahrur, salah satu PMI di video itu. Menurutnya banyak tumpukan sampah ydan minimnya ketersediaan air bersih.
Baca Juga:Mangsa Manusia, Warga Pulau Jaloh Batam Sayat Buaya Ukuran 4 Meter
"Beginilah situasi tempat karantina di Tanjung Uncang sampah menumpuk hingga mengakibatkan bau busuk. Air bersih tidak mencukupi disebabkan pengiriman air bersih tak mencukupi," kata Fahrur.
Fahrur juga menjelaskan, untuk mendapatkan air dirinya dan penghuni karantina lainnya harus berkali-kali komplain ke petugas agar air disediakan.
"Jangankan untuk mandi. Untuk wudhu aja ngak bisa. Kami harus protes keras kepada petugas baru di kasih air," katanya.
Wali Kota Batam, Muhammad Rudi menegaskan bahwa permasalahan yang saat ini tengah dihadapi oleh para PMI di Batam saat ini, harusnya menjadi tanggungjawab dari Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.
Walau penyediaan fasilitas rusun memang menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota (Pemko) dan Badan Pengusahaan (BP) Batam. Namun, mengenai pemeliharaan, dan pengelolaan selama PMI menjalani karatina, harusnya menjadi perhatian dari Gubernur Kepri.
Baca Juga:Buaya Makin Mengganas, Nelayan Pulau Jaloh Batam Takut Melaut
"Memang fasilitas kita sediakan, namun pengelolaan selama karatina silahkan tanya ke sana (Pemprov)," tegasnya, Kamis (30/12/2021).
Rudi juga menyebutkan bahwa hingga saat ini, pihaknya belum mendapatkan laporan mengenai keluhan yang disampaikan oleh para PMI.
"Mungkin karena bukan kita yang kelola, makanya laporannya belum sampai ke saya," terangnya
Senada, Kepala Bidang Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batam, Faisal Novrieco menyebut, tumpukan sampah yang ada di Rusun itu disebabkan tingginya volume aktivitas orang di kawasan rusun.
"Ini PMI keluar masuk ratusan dan ribuan. Jadi ada peningkatan volume sampah," katanya.
Dirinya juga menyayangkan, posting tumpukan sampah oleh orang yang tidak bertanggung jawab tersebut.
"Kami menyayangkan ya bukannya melarang tapi informasi itu tidak benar," katanya.
Kontributor : Partahi Fernando W. Sirait