SuaraBatam.id - Gedung SMAN 28 Batam belum memadai dan tak mampu menampung seluruh murid.
Sehingga, para siswa harus menumpang di sekolah lain atau terpaksa belajar di SDN 08 Seibeduk.
SMAN 28 sudah dibangun sejak 2019 tapi hanya memiliki satu gedung yang keberadaannya digunakan untuk majelis guru.
Alhasil, 118 siswa yang terbagi dari 4 kelas yang terdiri 2 kelas IPA dan 2 kelas IPS terpaksa mnumpang menimba ilmu di gedung SDN 08 yang letaknya hanya bersebelahan dengan sekolah tersebut.
Baca Juga:Bea Cukai Batam Jual Kendaraan Lelang, Kas Negara Bertambah Rp5 Miliar
Sejauh ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri belum menunjukkan respons terhadap pembangunan gedung sekolah itu. Langkah konkret pemerintah dipertanyakan.
"Untuk langkah pemerintah sejauh ini belum ada respons terkait hal ini," kata Anggota Komisi IV DRPD Kepri, Wahyu Wahyudin, Kamis (14/10/2021) dikutip dari Batamnews.
Sejauh ini, penganggaran pembangunan SMAN 28 jauh dari harapan. Di 2019 dianggarkan hanya untuk bangun pondasi gedung dan tahun 2020 hanya dianggarkan untuk pembangunan satu ruangan sekolah saja.
Pada 2021 ini tak dianggarkan sama sekali dan untuk 2022 baru masuk di Rencana Kerja Pemerintah Daerah atau RKPD.
"Di 2021 sudah penerimaan siswa baru, akhirnya mereka tak sanggup menampung dan terpaksa menumpang proses belajar mengajar di gedung SD 08," katanya.
Di tahun ini, pemerintah terpaksa tak menganggarkan pembangunan sekolah tersebut karena alasan defisit. Ke depannya, dewan akan terus mengawal progres perkembangannya.
Baca Juga:Cekcok Kelompok Pria di Kafe Batam, 1 Orang Tumbang dengan 6 Tusukan
"Kami (DPRD) akan mengawal terus supaya bisa minimal 5 RKB sekolah tersebut dianggarkan untuk 2022. Karena anggaran 2022, maka tahun 2023 baru bisa terpakai. Kalau pun cuma 3 RKB, nah ini Pak Gubernur sudah gagal membangun masyarakatnya dalam hal pendidikan," ujar Wahyu.
Ia juga meminta agar pemerintah segera merespons. Jika tidak, siswa yang mendaftar akan terus meningkat melihat demografis kependudukan di Kecamatan Sei Beduk cukup padat.
Menurut dia, khusus di Sei Beduk idealnya harus ada 3 SMA. Namun sekarang ini hanya ada 2, itu pun cuma 1 gedung sekolah yang betul-betul memadai.
Wahyu mengingatkan pemerintah jangan sampai pendidikan tak diperhatikan. Sebab semua hal dimulai dari sektor pendidikan.
"Pendidikan kita paling penting. Mengentaskan masalah kemiskinan dan pengangguran dari pendidikan. Jangan sampai kita menambah pengangguran baru. Karena kenapa? Sekolahnya aja tidak memadai, uang praktek tidak ada. Mereka mau punya wawasan apa nantinya? Jendela Indonesia ini di Batam," ujarnya.