SuaraBatam.id - Seorang laki-laki tua di Amerika meninggal dunia diduga setelah digigit kelelawar. Laki-laki asal Illinois itu semula mendapati gigitan kelelawar di lehernya ketika terbangun dari tidur.
Pria 80 tahun ini sebelumnya mengeluhkan gejala rabies tapi menolak berobat.
Banyak orang yang khawatir ia terkena rabies tapi pria ini menolak pengobatan hingga akhirnya, sebulan setelah gigitan dia mengalami gejala rabies dan meninggal.
Menyadur NBC News Jumat (1/9/2021), pria dari Lake County ini terbangun dari tidurnya dan menemukan kelelawar menggigit lehernya beberapa minggu yang lalu.
Baca Juga:Lokasi dan Jadwal Pajak Keliling BP2RD di Batam, Siap-siap Berhadiah Doorprize
Departemen Kesehatan Masyarakat Illinois mengonfirmasi dan menambahkan ini adalah kasus rabies manusia pertama di negara bagian itu sejak 1954.
Hanya satu sampai tiga kasus rabies pada manusia yang dilaporkan di AS setiap tahun. Begitu gejala klinis muncul, penyakit ini hampir selalu berakibat fatal, menurut CDC.
Pria di Lake County menderita gejala rabies, termasuk sakit leher, kesulitan mengendalikan lengan, jari mati rasa dan kesulitan berbicara.
Setelah dilakukan pemeriksaan, koloni kelelawar ditemukan di rumahnya. "Jika Anda merasa terkena rabies, segera cari bantuan medis," kata direktur departemen kesehatan, Dr. Ngozi Ezike.
Vaksin dapat diberikan setelah terpapar dan 30.000 hingga 60.000 orang di AS mendapat perawatan setiap tahun, kata CDC.
Baca Juga:COD Motor Curian di Batam, Pemuda Ini Ditangkap Saat Bertransaksi
Di AS, sebagian besar kematian akibat rabies pada manusia terjadi setelah terpapar kelelawar, menurut CDC, tapi mamalia mana pun bisa mendapatkannya.
Satwa liar umum lainnya yang rentan terhadap rabies adalah rakun, sigung, dan rubah, katanya.
Di seluruh dunia, rabies menyebabkan kematian terbanyak di Asia dan Afrika, dan anjing adalah sumber utama penularan ke manusia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.