Pahlawan Nasional Dari Kepulauan Riau, Berjuang Lawan Penjajah Hingga Evolusi Bahasa

Sultan Mahmud Riayat Syah, Raja Haji Fisabilillah, dan Raja Ali Haji merupakan pahlawan nasional dari Kepulauan Riau.

M Nurhadi
Selasa, 17 Agustus 2021 | 13:00 WIB
Pahlawan Nasional Dari Kepulauan Riau, Berjuang Lawan Penjajah Hingga Evolusi Bahasa
Raja Kerajaan Melaka Sultan Mahmud Riayat Syah (Wiki)

SuaraBatam.id - Kemerdekaan Indonesia tidak bisa lepas dari perjuangan para pahlawan nasional. Di Kepulauan Riau ada beberapa pahlawan yang kini sudah diakui negara.

Mereka adalah Sultan Mahmud Riayat Syah, Raja Haji Fisabilillah, dan Raja Ali Haji. Berikut kisah singkat para pahlawan dari Kepri itu melnsir dari Batamnews,

1. Sultan Mahmud Riayat Syah

Sultan Mahmud Riayat Syah dianugerahi gelar pahlawan nasional 2017 di Istana Negara pada Kamis (9/11/2017). Penganugerahan ini diberikan Presiden Joko Widodo dalam rangkaian peringatan Hari Pahlawan tahun 2017.

Baca Juga:Polisi Ungkap Bisnis Surat Antigen Palsu di Tanjungpinang, Begini Modusnya

Sultan Mahmud Riayat Syah atau Sultan Mahmud Syah III dilantik menjadi Sultan tahun 1761 M pada usia belia. Saat itu dia masih berusia dua tahun.

Pusat pemerintahannya berada di Hulu Riau (Kota Raja) selama 26 tahun, yaitu dari 1761-1787 M. Demi taktik perang melawan Belanda, Sultan Mahmud Syah III kemudian memindahkan Ibu Kota kerajaan di Lingga hingga akhir hayatnya, 1812 M.

Selama memimpin Kerajaan Johor-Riau-Lingga dan Pahang, banyak kebijakan Sultan Mahmud Syah III yang strategis dan monumental. Salah satunya memerintahkan perjuangan melawan penjajah dalam perang di Teluk Riau dan Teluk Ketapang Melaka pada 1784.

Meski kalah dalam pertempuran itu, Sultan Mahmud Syah III sama sekali tidak pernah menyerah melawan penjajah. Dia semakin memperkuat armada perangnya, menyusun strategi dan membangun pusat-pusat ekonomi.

Sultan Mahmud Syah III juga mempererat kerajaan Riau-Lingga-Johor dan Pahang dengan beberapa kerajaan lainnya seperti Jambi, Mempawah, Indragiri, Asahan, Selangor, Kedah dan Trenggano.

Baca Juga:Tanjungpinang Hampir Jadi Milik Singapura, Sejarah Panjang Kota Penting Kesultanan Johor

Sultan Mahmud Syah III, menguatkan persaudaraan antara Melayu dan Bugis melalui 'sumpah setia' dan pernikahan antara kedua belah pihak. Kebijakan Sultan ini terbukti mampu menjadi senjata ampuh, melawan penjajah yang terkenal dengan politik adu dombanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini