Merana Kala Wabah, Puluhan Warga Natuna Bertahan di Rumah Terdampak Angin Puting Beliung

"Kejadian ini tidak menimbulkan adanya korban jiwa, namun kerugian materil diprediksi mencapai ratusan juta rupiah," Kata Elkadar.

M Nurhadi
Kamis, 15 Juli 2021 | 10:44 WIB
Merana Kala Wabah, Puluhan Warga Natuna Bertahan di Rumah Terdampak Angin Puting Beliung
Petugas Dinas Pemadam Kebakaran mengevakuasi pohon tumbang menimpa rumah warga akibat puting beliung di Desa Sepempang, Natuna, Kepri, Rabu (14/7). (ANTARA/HO-Dinas Pemadam Kebakaran Natuna.)

SuaraBatam.id - Cuaca ekstrem yang memicu puting beliung di Natuna merusak 17 rumah warga di Desa Sepempang, Kabupaten Natuna pada Rabu (14/7/2021).

"Kejadian ini tidak menimbulkan adanya korban jiwa, namun kerugian materil diprediksi mencapai ratusan juta rupiah," Kata Kepala Seksi Kedaruratan, Logistik, Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Natuna Elkadar Lismana.

Meski demikian, warga tidak dievakuasi dan memilih bertahan di rumah masing-masing karena kerusakan hanya di bagian atap dan beberapa sisi rumah.

Dia menyebut, peristiwa ini terjadi sekitar pukul 08.30 WIB. puting beliung juga memicu pohon tumbang bahkan mengenai beberapa rumah warga hingga tepi jalan besar, seperti pohon mangga dan sukun.

Baca Juga:Muhaimin Iskandar: Bersama Sukseskan Vaksinasi

Ia melanjutkan, warga setempat melaporkan insiden itu kepada Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Natuna. Setelah itu, personel tim reaksi cepat (TRC) langsung bergerak menuju lokasi dan melaksanakan upaya evakuasi bencana alam tersebut.

"Hingga maghrib tadi, kami masih membersihkan puing-puing atap rumah warga dan pohon tumbang imbas puting beliung," ujarnya, melansir Antara.

Dia menambahkan bahwa pihaknya hanya melakukan upaya pembersihan puing-puing di lokasi kejadian puting beliung.

"Mudah-mudahan dari Dinas Sosial, akan membantu perbaikan kerusakan rumah warga imbas puting beliung ini," demikian Elkadar.

Elkadar juga menyampaikan beberapa hari terakhir ini angin kencang memang melanda pulau terluar di Indonesia itu. Apalagi jelang bulan Agustus hingga September, biasanya cuaca ekstrem kerap terjadi di daerah tersebut.

Baca Juga:Mulai Viral Kampanye Stop Upload Berita Covid, Netizen: Herd Stupidity

Sehingga, pihaknya mengimbau agar warga selalu waspada akan potensi bencana alam seperti puting beliung maupun gelombang tinggi.

"Jadi tetap waspada dan kami pun gencar patroli keliling. Puting beliung tidak hanya berpotensi menerjang rumah warga di pinggir laut, tapi juga di darat," tutup Elkadar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini