Ilmuwan Oxford Kembangkan Metode Tes Darah Untuk Kecocokan Vaksin Covid-19

"Data tersebut dapat digunakan untuk memprediksi kemanjuran vaksin baru di mana uji coba kemanjuran yang lebih besar tidak dapat dilakukan," tulis dalam jurnal penelitian.

M Nurhadi
Jum'at, 25 Juni 2021 | 16:44 WIB
Ilmuwan Oxford Kembangkan Metode Tes Darah Untuk Kecocokan Vaksin Covid-19
Ilustrasi Vaksin Covid-19 (getty image)

SuaraBatam.id - Ilmuwan dari Universitas Oxford saat ini tengah mengembangkan sebuah metode yang memprediksi kemanjuran vaksin COVID-19 baru berdasarkan tes darah. Metode ini berpotensi membuka jalan pintas uji klinis Covid-19.

Para peneliti melihat konsentrasi berbagai antibodi penangkal virus dalam darah partisipan uji coba setelah mereka menerima vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Universitas Oxford, yang kini dikenal sebagai Vaxzevria.

"Data tersebut dapat digunakan untuk memprediksi kemanjuran vaksin baru di mana uji coba kemanjuran yang lebih besar tidak dapat dilakukan," sebut jurnal yang dirilis pada Kamis (24/6/2021) tersebut.

Para peneliti Oxford memperingatkan bahwa lebih banyak tugas yang dibutuhkan untuk memvalidasi model mereka untuk banyak varian COVID-19 lebih menular yang mengkhawatirkan.

Baca Juga:Asyik! Kini Semua Bisa Vaksin Covid-19 Tanpa Surat Keterangan Domisili, Di mana Tempatnya?

"Ada kebutuhan yang mendesak untuk menambah pasokan vaksin dunia, namun pengembangan dan persetujuan vaksin baru membutuhkan waktu berbulan-bulan. Kami berharap bahwa pemanfaatan korelasi antara produsen dan regulator dapat mempercepat proses tersebut," kata Andrew Pollard, Direktur Grup Vaksin Oxford sekaligus investigator utama dalam Uji Coba Vaksin Oxford.

Para peneliti dan regulator di seluruh dunia saat ini tengah mengupayakan tolok ukur semacam itu, yang dikenal sebagai korelasi perlindungan atau titik akhir pengganti - yang memungkinkan penundaan dalam perlombaan pengembangan vaksin memberikan bukti kemanjuran tanpa harus melakukan uji coba dengan puluhan ribu partisipan.

Uji coba massal itu sejauh ini bergantung pada partisipan yang tertular Covid-19 dalam kehidupan normal mereka guna memberi hasil kemanjuran vaksin. 

Uji klinis tradisional juga mengharuskan banyak partisipan mendapatkan plasebo sebagai perbandingan terhadap mereka yang menerima vaksin eksperimental, sehingga memunculkan dilema etis di mana vaksin yang disetujui tersedia.

Baca Juga:Gratis, Ini Syarat dan Cara Daftar Vaksin Covid-19 di RS Bethesda Jogja

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini