Pro-Peperangan, Calon PM Baru Israel Naftali Bennett Sebut Tidak Ada Negara Palestina

Ia memiliki pandangan, konflik Israel-Palestina tidak bisa diselesaikan tapi harus terus dijalankan.

M Nurhadi | BBC
Selasa, 01 Juni 2021 | 13:19 WIB
Pro-Peperangan, Calon PM Baru Israel Naftali Bennett Sebut Tidak Ada Negara Palestina
Pasukan Israel menyerbu dan menangkapi warga Palestina [Foto: Antara]

SuaraBatam.id - Politisi muda Israel, Naftali Bennett sudah lama mengincar posisi Perdana Menteri sebelum akhirnya kesempatan besar itu datang belum lama ini.

Bennet muncul sebagai calon kuat perdana menteri setelah menerima tawaran berkoalisi dengan tokoh oposisi, Yair Lapid, sekaligus mendepak Benjamin Netanyahu dari kekuasaan selama 12 tahun.

Pria 49 tahun tersebut pernah menjabat sebagai kepala staf Netanyahu pada 2006 sampai 2008 sampai hubungan keduanya retak.

Bennett meninggalkan Partai Likud pimpinan Netanyahu dan bergabung dengan partai sayap kanan Rumah Yahudi. Bersama partai keagamaan itu, dia menjadi anggota parlemen setelah sukses dalam pemilu 2013.

Baca Juga:Ustadz Adi Hidayat Blak-blakan soal Laporkan Tuduhan Gelapkan Donasi Palestina

Melansir BBC Indonesia, Bennet kemudian menjabat menteri ekonomi dan menteri pendidikan dalam setiap pemerintahan koalisi hingga 2019 lalu. 

Saat itu, aliansi Kanan Baru bentukannnya gagal meraih kursi. Namun, 11 bulan kemudian, Bennett kembali ke parlemen sebagai ketua Partai Yamina yang berarti 'arah kanan' dalam bahasa Ibrani.

Menhan Israel Naftali Bennet minta pisahkan orang tua untuk atasi corona. (Youtube/Naftali Bennet)
Menhan Israel Naftali Bennet minta pisahkan orang tua untuk atasi corona. (Youtube/Naftali Bennet)

Karier politik Bennet dimulai setelah namanya terangkat melalui dinas kemiliteran dan dunia usaha. Pensiun sebagai anggota pasukan khusus Angkatan Darat Israel, Bennet berbisnis dengan menciptakan dan menjual perusahaan hi-tech hingga membuatnya kaya raya.

Bennet seingkali dianggap sebagai politisi yang kental dengan nasionalis. Pandangannya tercermin pada suaranya yang gencar membela Israel sebagai negara bangsa Yahudi serta klaim sejarah dan keagamaan Yahudi terhadap Tepi Barat, Jerusalem Timur, dan Dataran Tinggi Golan Suriah.

Wilayah-wilayah itu adalah bagian yang diduduki Israel sejak Perang Timur Tengah 1967. Ia juga pernah menyebut "tidak pernah ada negara Palestina di sini" yang ditafsirkan sebagai dirinya yang tidak mau tahu tentang Palestina.

Baca Juga:Soal Gencatan Senjata Israel-Palestina, Pemerintah RI Puji Peran Presiden AS Joe Biden

Ia memiliki pandangan, konflik Israel-Palestina tidak bisa diselesaikan tapi harus terus dijalankan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini