Cerita Pilot Jatuh di Hutan Amazon, Sendirian Berjalan Selama 36 Hari

Sena mengambil pelajaran, seandainya saja ia tidak berani memulai langkah untuk mencari jalan keluar dan hanya menunggu bantuan, mungkin ia tidak pernah selamat.

M Nurhadi
Kamis, 08 April 2021 | 15:02 WIB
Cerita Pilot Jatuh di Hutan Amazon, Sendirian Berjalan Selama 36 Hari
Ilustrasi ular hutan Amazon (Unsplash)

SuaraBatam.id - Pengalaman dan cerita hidup seorang pilot bernama Antonio Sena tidak hanya bisa menjadi pelajaran namun juga motivasi, bahwa keberhasilan tidak pernah pergi dari orang yang pantang menyerah dalam membawa harapan.

Kisah pria itu mengharukan banyak pihak, setelah ia mampu bertahan hidup 36 hari sendirian di tengah ngerinya hutan Amazon usai pesawat yang ia piloti mengalami kecelakaan.

Melansir dari Hops.id (jaringan Suara.com), pada awal tahun ini, seperti biasa, Sena menerbangkan sendiri pesawat Cessena untuk mengirim logistik bahan pokok ke kawasan tambang terpencil.

Nahas, pesawat yang ia piloti mengalami kegagalan mesin saat berada di ketinggian 900 meter. Sena dengan cepat lantas mengirim sinyal darurat "Mayday" melalui radio komunikasinya.

Baca Juga:Kisah Jalan Kaki Ciputat - Gunung Rinjani: 3 Bulan di Jalan, 4 Buah Sandal

Beruntung, Sena bisa mendarat dengan selamat dengan memanfaatkan dahan pepohonan hutan Amazon. Namun, bahan bakar yang membasahi badan pesawat membuatnya terpaksa menjauh karena berpotensi terbakar.

Sena tetap menjaga jarak dengan posisi ia jatuh, berharap pesan yang disampaikan diterima oleh tim penyelamat dan melakukan evakuasi. Ia memperkirakan, tim SAR akan datang mengevakuasinya paling tidak antara 5-8 hari.

Tapi harapan Sena itu bertepuk sebelah tangan. Sepekan menunggu tim SAR di sekitar bangkai pesawat, tak ada tanda-tanda tim datang menyelamatkannya.

Sena yang merasa hidupnya terancam jika terus berada di lokasi lantas memutuskan untuk berjalan menyelamatkan diri dan bertahan hidup dari ancaman predator Amazon serta mencari jalan keluar dari Amazon.

Dengan perlengkapan seadanya dan keadaan fisik yang payah, Sena hanya melakukan perjalanan tiap pagi hari dengan patokan sinar matahari sebagai kompas.

Baca Juga:Miris, Hutan Hujan Amazon Dijual Secara Ilegal di Facebook

“Saya memutuskan untuk berjalan ke timur, menuju Matahari, dan saya berjalan setiap pagi sekitar dua hingga empat jam,” ujar dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak