SuaraBatam.id - Inji yang berusia 61 tahun, merupakan orangutan betina tertua di dunia dilaporkan telah mati di Kebun Binatang Oregon. Meskipun tidak diketahui pasti tanggal lahirnya, dia berada di kebun bintang sejak 1961 dan kala itu diprediksi telah berusia satu tahun.
Inji dibawa ke Amerika Serikat melalui perdagangan hewan liar legal. Sepanjang hidupnya, Inji tetap aktif dan menghabiskan sebagian besar waktunya berinteraksi dengan pengunjung melalui jendela di habitatnya.
"Kami tahu dia tidak bisa hidup selamanya, tapi ini sangat menyakitkan dan saya tahu banyak pengunjung berduka bersama kami," kata Bob Lee, yang mengawasi kesejahteraan hewan di kebun binatang, seperti dikutip dari Live Science, Kamis (14/1/2021).
Staf kebun binatang dan pengunjung, sering kali membawa barang berwarna-warni untuk membuatnya tetap terhibur.
Baca Juga:9 Ekor Orangutan Sumatera Menjalani Karantina di Sumut
"Inji sepertinya mempelajari manusia dan menikmati mengamati mereka, terutama anak-anak," tambah Lee.
Tingkat interaksi yang tinggi dengan pengunjung dan perawatan sangat baik di kebun binatang, memungkinkan Inji hidup jauh melampaui usia rata-rata spesiesnya. Inji juga menjadi seorang induk dari anaknya berjenis kelamin betina yang diberi nama Markisa dan kini berusia 33 tahun.
Bahkan, Inji menjadi nenek bagi keturunan Markisa sendiri, sebuah pencapaian yang sangat sedikit bisa terjadi pada orangutan yang hidup lama. Namun, kesehatannya memburuk secara drastis selama beberapa minggu terakhir.
Inji dilaporkan bergerak dengan kaku, jarang meninggalkan sarangnya, dan tidak lagi tertarik pada benda di sekitar, bahkan pada makanan kesukaannya.
Pada akhirnya, Inji berhenti merespons obat penghilang rasa sakit dan staf medis kebun binatang memutuskan untuk "menidurkan" Inji secara manusiawi pada Sabtu (9/1/2021).
Baca Juga:9 Orangutan Sumatera Jalani Karantina Setelah Dipulangkan dari Malaysia
Inji merupakan spesies orangutan Sumatera, salah satu dari tiga spesies orangutan yang terdaftar sebagai terancam punah di dalam Daftar Merah IUCN.
"Kami bersyukur bisa memberi Inji rumah yang bagus, tapi memilukan memikirkan keadaan yang membawanya ke sini. Meski perdagangan satwa liar saat ini ilegal, namun praktek itu masih ada," ucap Asaba Mukobi, penjaga primata senior kebun binatang Oregon.