Anak Perusahaan Minyak Asal China Segera Gagas Proyek Rp14 Trilyun di Kepri

Sinopec sebagai induk dari Sinomart adalah salah satu perusahaan minyak dan petrochemical terbesar di dunia yang telah menanamkan investasi di Indonesia.

M Nurhadi
Jum'at, 30 Oktober 2020 | 08:55 WIB
Anak Perusahaan Minyak Asal China Segera Gagas Proyek Rp14 Trilyun di Kepri
Ilustrasi kilang minyak. (Shutterstock)

SuaraBatam.id - Proyek pembangunan kilang minyak di Pulau Janda Berhias, Kota Batam mulai bergeliat. Proyek sempat mandeg pada 2013 lalu karena dua perusahaan joint venture antara Sinomart KTS Development Limited (Sinomart) dengan PT Mas Capital Trust (MCT) berselisih.

Sinomart KTS Development Ltd yang bekerja sama dengan pemerintah dan investor lokal, memang direncanakan melanjutkan pembangunan yang tertahan selama 7 tahun itu.

Depo kilang minyak tersebut ditargetkan dapat mendorong perekonomian nasional dan menyerap lebih banyak tenaga kerja.       

Anggota Bidang Pengelolaan Kawasan dan Investasi, BP Batam, Sudirman Saad mengatakan, konflik investasi di Pulau Janda Berhias telah usai namun pihaknya masih menunggu eksekusi.

Baca Juga:2.001 Orang di Kota Batam Sembuh dari Virus Corona

“Sudah masuk perdamaian, kita tinggal menunggu kelanjutannya,” ujar Sudirman, Kamis (29/10/2020).

Dengan modal investasi mencapai Rp14 trilyun, ia menyampaikan, investasi itu akan mencapai tujuan investasi Batam sebesar 1 Milyar USD jika targetnya tercapai.

“Kalau masuk semua, kita yakin realisasi investasi bisa mencapai 70 persen,” kata dia, melansir Batamnews.

Pada awalnya, Sudirman menyebutkan bahwa proyek tersebut seharusnya sudah melaksanakan ground breaking pada akhir tahun. 

Meski demikian, bisnis PT Sinomart itu menghadapi jalan terjal. Mitra kerjanya PT Mas Capital Trust (MCT) dan PT BS, menggugat Sinomart yang menjadi anak perusahaan Sinopec Kantons Holding Limited.

Baca Juga:Libur Panjang dan Akhir Pekan, Pelabuhan di Kepri Malah Sepi Wisatawan

Tidak hanya di Pengadilan Negeri Batam, kasus ini juga disidangkan di Arbitrase Internasional. Investasi yang mencapai 841 juta dolar AS dalam pembangunan kilang tersebut sempat terhambat akibat gugatan investor lokal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini