Pengamat Kawasan Perdagangan Bebas Pelabuhan Bebas Batam Suyono Saputro menyatakan karena TCA dibuka untuk pelaku bisnis esensial dan perjalanan diplomatik, maka akan memberikan efek positif bagi investor dari luar negeri untuk masuk Indonesia yang selama ini tertunda karena COVID-19.
Dosen Universitas Internasional Batam itu optimistis kesepakatan yang dibuat Indonesia dan Singapura sudah lama ditunggu pebisnis demi melanjutkan kembali rencana yang tertunda selama pandemi.
"Saya yakin banyak pelaku bisnis yang menunggu pembukaan akses ini untuk menindaklanjuti rencana bisnisnya di Indonesia baik via Jakarta atau Batam. Saya yakin jumlahnya banyak," kata dia.
Peluang itu, kata dia, harus disambut baik oleh Badan Pengusahaan Kawasan Batam dan pemerintah daerah agar ekonomi setempat kembali bergairah.
Baca Juga:18 Oktober: Positif Corona Indonesia Tambah 4.105 Jadi 361.867 Orang
Senada dengan Suyono, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Batam Rafki Rasyid menyatakan kesepakatan TCA Indonesia dan Singapura akan meningkatkan aktivitas bisnis kedua negara, termasuk di Kota Batam, Kepulauan Riau.
Ia menyampaikan sejumlah perusahaan di Batam sempat mengeluhkan kesulitan mendatangkan tenaga ahli dari Singapura dan negara lain, akibat pembatasan lalu lintas orang saat pandemi COVID-19.
Dengan dibukanya perbatasan kedua negara untuk keperluan bisnis dan dinas, maka akan membuat aktivitas bisnis relatif meningkat.
Meski begitu, menurut dia, yang sebenarnya diharapkan Batam dan Kepri adalah dibukanya kembali wisata ke Singapura dan sebaliknya.
"Sebab selama pandemi COVID-19 melanda, sektor pariwisata adalah sektor yang paling terdampak. Daya tahan industri pariwisata ini juga mungkin tidak akan bisa bertahan lama," kata Rafki.
Baca Juga:Catat! Ini Lokasi Resmi Pemasangan Baliho Kampanye Calon Wali Kota Batam
Ia berharap setelah pembukaan perbatasan untuk pebisnis, maka berikutnya juga segera dibuka untuk wisatawan asing dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.