"Pelanggan alhamdulillah ada, tapi memang sejak pandemi Covid-19 jumlah pengunjung sedikit berkurang," katanya.
Saat awal pandemi, ia mengaku juga sempat menutup Warong Atok sekitar tiga bulan. Lantaran tidak tahu sampai kapan pandemi Covid-19 berakhir dan diizinkan pemerintah untuk beraktivitas dengan kebiasaan baru akhirnya pihaknya memutuskan untuk membuka kembali.
"Sekarang ini kami buka pagi sampai siang saja, jadi kadang kalau komunitas-komunitas itu datang pesan dulu lewat telepon, kalau tidak biasanya sudah kehabisan," jelasnya.
Salah satu pengunjung, Riski Novriansyah mengatakan, Warong Atok memang menjadi salah satu tempat favorit diakhir pekan. Baik bersama keluarga nya ataupun juga dengan komunitas sepeda.
Baca Juga:Coba Kabur, Dor! Polisi Tembak Kaki Pencoleng Spesialis Pecah Kaca Mobil
"Kalau lagi bersepeda pasti mampir ke sini, karena bukan hanya makanannya yang enak tempatnya juga sejuk di pinggir pantai," kata Riski.
Menurut dia untuk makanan memang banyak di tengah kota. Namun untuk cita rasa sudah pasti berbeda dengan masakan yang memang dimasak langsung oleh orang-orang asli Melayu.
"Mungkin soal cita rasa juga, soalnya pasti berbeda. Seperti mie lendir ini, mungkin banyak yang jual tapi rasanya pasti beda," katanya.
Kontributor : Ahmad Rohmadi
Baca Juga:136 Ribu Warga Batam Terancam Tak Bisa Ikut Pemilu Karena Tak Penuhi Syarat