Mahasiswa Kedokteran Indonesia di Cina Protes Wacana Kebijakan Luhut

Mereka memprotes izin dokter asing dipermudah. Sementara dokter WNI dipersulit.

Pebriansyah Ariefana
Selasa, 29 September 2020 | 09:45 WIB
Mahasiswa Kedokteran Indonesia di Cina Protes Wacana Kebijakan Luhut
Sekumpulan mahasiswa kedokteran Indonesia di Cina protes kebijakan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengenai perlunya pemerintah mengkaji kemudahan izin praktik bagi dokter asing. (Antara)

Para mahasiswa Indonesia yang mengambil jurusan kedokteran di China rata-rata membutuhkan waktu enam hingga delapan tahun untuk menyelesaikan jenjang pendidikan strata 1.

Setelah lulus dari China, mereka harus menempuh pendidikan lagi di perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki jurusan kedokteran dalam jangka waktu satu hingga dua tahun.

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melakukan diskusi ilmiah bersama dosen Universitas Indonesia (UI) Djamester Simamarta. (Foto dok. Humas Kemenkomaritim dan Investasi).
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melakukan diskusi ilmiah bersama dosen Universitas Indonesia (UI) Djamester Simamarta. (Foto dok. Humas Kemenkomaritim dan Investasi).

Kebanyakan para mahasiswa kedokteran Indonesia di China mengambil jurusan kedokteran modern, hanya sedikit yang mengambil jurusan kedokteran tradisional China (TCM) karena khawatir kesulitan mendapatkan izin praktik dan legalisasi di Indonesia.

Banyak mahasiswa asing lainnya di China lebih menyukai TCM, yang dapat dikembangkan sebagai sarana medis alternatif pada masa-masa mendatang. Bahkan dalam pemberantasan COVID-19, pemerintah China memberikan tempat kepada staf TCM di garda terdepan.

Baca Juga:Luhut Minta Produksi Obat Covid-19 Dipercepat, Ini Jawaban Terawan

Sebelumnya, Menko Luhut mengatakan bahwa pemerintah perlu melakukan promosi wisata medis secara masif, termasuk mendatangkan dokter spesialis asing.

Wacana itu muncul atas situasi terkini mengenai berkurangnya WNI yang berobat ke luar negeri selama masa pandemi sehingga dianggap perlu dimanfaatkan dengan membangun infrastruktur wisata medis. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak