SuaraBatam.id - Total 50 orang harus menjalani tes usap (swab) setelah diketahui memiliki kontak erat dengan 10 santri putri terkonfirmasi positif COVID-19 di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Toapaya.
"Tenaga kesehatan kami masih melakukan penelusuran lebih mendalam untuk mengetahui penyebabnya," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Gama AF Isnaeni
Gama mengatakan jumlah orang-orang yang dites usap potensial bertambah. "Hari ini tim masih terus menelusuri," ujarnya.
Lebih lanjut, Gama menjelaskan, santri putri yang terinfeksi COVID-19 tersebut jadi sumber awal salah satu klaster terbesar di Bintan. Sehingga, sejak beberapa hari lalu tim kesehatan bekerja optimal untuk memutus rantai penularan.
Baca Juga:Menkes: Kasus Positif & Kematian Covid-19 Indonesia di Atas Rata-Rata Dunia
Mereka jadi pasien kasus ke-82 hingga pasien ke-91. Mereka adalah FD (12), TS (13), FN (13), SN (13), TZ (15), AD (13), WM (13), UG (15), AA (14), dan PN (15).
Para santri putri tersebut mengalami gejala COVID-19 seperti atuk kering, demam, sesak napas, mual, nyeri otot, pilek, dan lemah.
Swab tenggorokan dan hidung mereka telah dikirim ke Laboraturium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Batam untuk dicek dengan sistem Polymerase Chain Reaction (PCR).
Hasil swab diperoleh pada hari Sabtu (12/9/2020) menunjukkan hasil yang positif. Sejak beberapa hari lalu mereka dirawat di Rumah Sakit Raja Ahmad Thabib (RSUP Kepri).
"Awalnya, sebanyak 10 orang santriwati itu mengalami sakit dengan gejala yang sama dengan COVID-19 sehingga tes usap," katanya, Senin (14/9/2020) kepada Antara.
Baca Juga:Kisah Penyanyi Iis Sugianto, Awalnya Divonis Tipes Lalu Positif Covid-19
Ia juga mengatakan, saat ini total jumlah pasien COVID-19 di Bintan mencapai 94 orang, 51 orang diantaranya dinyatakan sembuh dan tiga orang lainnya meninggal dunia. Sementara jumlah kasus aktif COVID-19 di Bintan sebanyak 40 orang.