Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Rabu, 24 Juli 2024 | 17:18 WIB
Supertanker MT Arman 114 [antara]

SuaraBatam.id - Supertanker MT Arman 114, yang telah berlabuh di perairan Batam selama lebih dari setahun, menjadi perhatian serius berbagai pihak karena kondisinya yang semakin memburuk. Melansir Antara, pengamat kemaritiman Soleman B Ponto, kapal yang kini berstatus rampasan negara tersebut menunjukkan tanda-tanda perawatan yang minim, seperti karat pada lambung dan kerusakan pada jangkar.

Ponto, dalam inspeksinya bersama tim dari Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) Kementerian Perhubungan, menyoroti bahwa karat yang menyebar di badan kapal mengindikasikan kurangnya perawatan.

"Karat ini tidak wajar jika kapal dirawat dengan baik," ujar Ponto.

Kerusakan pada satu jangkar kapal juga menjadi isu kritis, terutama mengingat MT Arman 114 hanya ditahan oleh satu jangkar yang masih berfungsi. Kondisi ini menimbulkan risiko tinggi jika terjadi cuaca buruk, di mana kapal bisa bergerak dan menimbulkan bahaya, terutama mengingat kedekatannya dengan pipa gas strategis antara Batam dan Singapura.

Baca Juga: Gratis! Batam Serentak Gelar Imunisasi Polio

Sebagai kapal rampasan negara, MT Arman 114 berada di bawah pengawasan KPLP dan lembaga terkait. Ponto menegaskan pentingnya pemeliharaan dan pengawasan yang lebih intensif untuk menjaga nilai dan kondisi kapal.

"Meskipun kapal ini adalah barang rampasan, tanggung jawab kita untuk menjaganya tetap ada, termasuk kesejahteraan kru yang masih berada di atas kapal," tambahnya.

Ponto juga mengingatkan bahwa pengamanan kapal ini sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, harus dikoordinasikan dengan TNI AL dan Polairud.

Hal ini untuk memastikan bahwa kapal tersebut, meski berada di bawah pengawasan hukum, tetap dijaga keamanannya baik untuk manusia maupun lingkungan sekitar.

Kondisi MT Arman 114 menyoroti masalah yang lebih besar terkait manajemen kapal rampasan negara dan peran pemerintah dalam memastikan keamanan dan kelayakan kapal-kapal yang berada dalam yurisdiksinya.
Dengan cuaca yang tak dapat diprediksi dan kedekatan dengan infrastruktur penting, setiap kelalaian dalam pengawasan dapat berujung pada bencana yang lebih besar.

Baca Juga: Spektakuler! Warga Tionghoa Batam Gelar Ritual Bakar Tongkang Raksasa

Load More