SuaraBatam.id - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) membantah tidak ada korban kekerasan dalam insiden bentrok yang terjadi antara warga Rempang, Batam, dengan aparat gabungan terkait rencana relokasi untuk Proyek Strategis Nasional (PSN) Eco City di pulau tersebut.
"...Tidak ada korban pada peristiwa Rempang. Hal ini jelas keliru, sebab nyatanya, korban bermunculan cukup banyak khususnya dari pihak masyarakat," demikian bunyi rilis Solidaritas Nasional Untuk Rempang yang berjudul 'Keadilan Timpang di Pulau Rempang' yang dikutip pada Selasa (19/9/2023).
Bantahan itu sejalan investigasi yang telah dilakukan KontraS usai terjadi demontrasi warga baru-baru in. Menurut KontraS pada Minggu (17/9/2023), diduga ditemukan kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dalam insiden bentrok pada 7 September lalu.
Dalam temuannya, Kontras mencatat bahwa sebanyak 20 orang mengalami luka berat maupun ringan akibat insiden bentrok tersebut.
KontraS juga mencatat bahwa setidaknya ada 11 orang korban luka akibat letusan gas air mata di SMPN 22 Batam, dengan rincian 10 siswa dan 1 guru.
Selain itu, salah satu warga bernama Ridwan mengalami luka-luka akibat terkena peluru karet dan mendapatkan 12 jahitan.
KontraS juga membantah klaim pihak kepolisian yang menyebut penggunaan gas air mata telah sesuai prosedur dan tidak perlu dievaluasi. Selain itu, mereka juga membantah klaim bahwa gas air mata terbawa angin menuju sekolah.
Berdasarkan investigasinya, KontraS menduga aparat telah menembakkan gas air mata ke arah sekolah, terutama di SD 024 Galang.
Mereka juga mencurigai bahwa aparat menembakkan gas air mata ke arah SMPN 22 Batam, karena beberapa warga yang terlibat dalam bentrokan berlari melewati sekolah tersebut.
Baca Juga: Jadwal dan Ongkos Bus Damri Rute Bandara Hang Nadim Batam 2023
Dalam kesimpulannya, KontraS mendesak para pejabat terkait untuk menghentikan produksi pernyataan yang menyesatkan dan hanya melukai perasaan warga Rempang.
Berita Terkait
-
Rentetan Kecelakaan Kerja di Galangan PT ASL Shipyard Kembali Terjadi, Polisi Turun Tangan
-
Geger Video Bom di Bandara Batam, Kapolda Kepri: Hoaks! Pelaku Sedang Kami Kejar
-
ICW-KontraS Laporkan Dugaan 43 Polisi Lakukan Pemerasan ke KPK
-
Batavia Prosperindo Lewat RFI Kucurkan Rp200 Miliar Transformasi Mal di Batam
-
Kritik Penunjukan Eks Tim Mawar Untung sebagai Dirut Antam, KontraS: Negara Abai Rekam Jejak HAM!
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Kapal di Karimun Diamankan, Ternyata Bawa Narkoba dan Kayu Tanpa Dokumen
-
Wakil Kepala BGN Ingatkan Pihak Terkait MBG Bekerja Sama dengan Baik
-
BGN Minta Mitra dan Yayasan Peduli Terhadap Siswa-siswi Penerima Manfaat
-
Pejabat Utama dan Kapolres di Polda Kepri Dimutasi, Berikut Namanya
-
Anggota Polisi di Kepri Jalani Sidang Etik usai Diduga Aniaya Pacar