Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Senin, 06 Februari 2023 | 19:24 WIB
Ilustrasi stunting pada anak. [Istimewa]

SuaraBatam.id - Berdasarkan data Elektronik-Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) bahwa angka stunting (ganggguan pertumbuhan akibat gizi) Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) pada tahun 2022 mengalami penurunan.

Melansir dari Batamnews--jaringan suara.com, wakil Wali Kota Batam sekaligus Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Batam, Amsakar Achmad menyebutkan hal yang sama bahwa pada tahun 2020 angka stuting di Batam mencapai 7,21 persen dan tahun 2021 mencapai 6,03 persen.

“Sedangkan pada tahun 2022, angka stunting mencapai 2,3 persen,” ujar Amsakar, Sabtu (4/2/2023).

Sementara berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) angka stunting di Kota Batam pada tahun 2021 sebesar 17,5 persen dan pada tahun 2022 sebesar 15,2 persen.

Baca Juga: Harga Beras di Kepri Melonjak Kecuali di Batam Masih Normal

"Artinya ada penurunan sekitar 4 persen untuk data dari EPPBGM, dan penurunan 2,3 persen untuk SSGI. Jadi ada 2 data dan keduanya memperlihatkan penurunan angka yang cukup signifikan," katanya.

Ia menjelaskan, penurunan angka stunting dimulai pada Februari 2022 yang saat itu pada angka 3,32 persen.

Menurutnya ada sekitar 1.600 kader kader yang bergerak untuk menangani stunting di Kota Batam.

"Selain itu juga didukung dari seluruh posyandu dan puskesmas. Kemudian 8 Kantor Urusan Agama (KUA), serta perguruan tinggi se-Batam," katanya.

Selain itu, menurut Amsakar penurunan angka stunting juga dipengaruhi dari program Bapak dan Ibu Asuh Anak Stunting yang melibatkan pihak TNI.

Baca Juga: DJ Katty Butterfly Manggung Lagi, Penampilan Vulgarnya Disorot usai Sempat Tutup Aurat

"Jadi sekarang semua komponen di daerah sudah bergerak untuk meminimalisir stunting ini," kata dia.

Load More