SuaraBatam.id - Lebih dari 100 serangan dilakukan oleh Israel di Tepi Barat yang diduduki selama sepuluh hari terakhir.
Sumber keamanan mengatakan serangan dilakukan oleh sejumlah besar pemukim, termasuk wanita dan anak-anak.
Surat kabar Israel Haaretz mengatakan pada Jumat (21/10/2022) bahwa sebagian besar serangan yang telah didokumentasikan terjadi di Tepi Barat utara, terutama di kota Huwwara di Provinsi Nablus.
Pekan lalu, puluhan pemukim menyerang properti dan kendaraan Palestina di daerah Huwwara.
Saksi mata mengatakan bahwa pemukim bertopeng melemparkan batu ke kendaraan Palestina di dekat kota, serta membakar kendaraan dan pohon zaitun.
Abdullah Odeh, yang memiliki taman hiburan lokal di Huwwara mengatakan, warga hampir berhasil mengusir para pemukim ketika sekelompok tentara Israel tiba.
"Para pemukim mundur, tetapi ketika mereka melihat tentara, mereka kembali dengan kekuatan dan mulai mendekat, menghancurkan semua yang ada di jalan mereka," kata Odeh, dikutip dari Middle East Eye, Sabtu (22/10/2022).
"Para prajurit tidak mendorong mereka kembali. Sebaliknya, mereka mulai menyerang kami dan menembak ke arah kami."
Cuplikan dari kamera keamanan Odeh yang diulas oleh Middle East Eye menguatkan ceritanya.
Baca Juga: Maarif Institute Apresiasi Kebijakan Australia Soal Ibu Kota Israel
"Sementara tentara mendorong kami kembali dan menyerang kami, para pemukim mulai membakar salah satu van kami yang diparkir lebih tinggi di atas bukit, sementara kelompok lain datang dan mulai membakar salah satu truk kami," ujarnya.
Berbekal batu, tongkat, dan senjata, sekelompok pemukim lain mulai melemparkan batu ke mobil yang lewat dan menghancurkan toko-toko di sepanjang jalan utama kota.
Serangan Mengerikan Terjadi
Pada hari Rabu, dua aktivis terluka oleh pemukim yang bersenjatakan batu dan pentungan saat membantu warga Palestina memanen buah zaitun di desa Kisan, selatan Betlehem.
"Sekitar dua puluh pemukim tiba dan mulai menyerang sukarelawan panen," Tali Katzir, seorang aktivis yang berada di tempat kejadian, mengatakan kepada Haaretz.
Katzir mengatakan, Hagar Gefen, seorang aktivis hak asasi manusia berusia 70 tahun, termasuk di antara mereka yang terluka.
Berita Terkait
-
Pelindo Gelar Live ISPS Code di Celukan Bawang untuk Antisipasi Narkoba hingga Cyber Attack
-
Bantah Tudingan Pro-Zionis, Gus Yahya Beberkan Fakta Pertemuan dengan Netanyahu
-
Gelaran Reuni Akbar 212 di Monas
-
Spanduk Putih di Tengah Massa 212 di Monas Jadi Sorotan, Isinya Sentil Kerusakan Alam Sumatera
-
5 Potret Miss Palestina dengan Gaun Bergambar Al-Aqsa, Bikin Dunia Terpukau
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
Angkat Kearifan Lokal, Menu MBG di Kepri Pakai Makanan Tradisional
-
Operasi Zebra 2025 di Kepri Optimalkan ETLE, Berikut Deretan Lokasinya
-
Update Harga Emas Antam Hari Ini, Turun Menjadi Rp2,322 Juta per Gram
-
Pencuri yang Beraksi di 50 Lokasi Dibekuk
-
Adu Kuat Dua Nama Menuju Kursi Ketua DPC NasDem Batam