Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Sabtu, 08 Oktober 2022 | 19:10 WIB
Ilustrasi KDRT. (pexels/KarolinaGrabowska)

SuaraBatam.id - Kondisi ekonomi yang sulit saat ini menjadi satu penyebab rentannya kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Kepulauan Riau (Kepri).

Hal tersebut dinilai oleh Pemerhati Perempuan dan Anak Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Erry Syahrial.

"Faktor ekonomi memang dominan menyebabkan KDRT," kata Erry Syahrial di Kota Batam, Sabtu, dilansir dari Antara.

Ia menilai situasi perekonomian masyarakat sekarang boleh dikatakan makin berat dipicu naiknya harga sejumlah komoditas pokok, seperti BBM dan bahan pangan.

Baca Juga: Polisi Beri Pesan Penting buat Rizky Billar, Sebaiknya Dia Kooperatif terhadap Panggilan Polisi

Di sisi lain, katanya, penurunan pertumbuhan ekonomi dampak dari pandemi COVID-19 juga belum benar-benar pulih.

Kata dia kondisi ekonomi sulit menimbulkan tekanan psikologis dalam kehidupan rumah tangga hingga berpotensi besar terjadinya KDRT.

"Apalagi di Batam ini biaya hidup dan angka pengangguran cukup tinggi, sehingga angka perceraian cukup tinggi pula," ujar Erry Syahrial.

Selain itu, kasus KDRT juga dominan dipicu perselingkuhan yang salah satunya disebabkan dampak penggunaan sosial media di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital.

"Penggunaan sosial media berlebihan bisa memicu kecurigaan atau kecemburuan antar pasangan suami/istri. Ujung-ujungnya dapat menimbulkan masalah rumah tangga, seperti KDRT sampai perceraian," ujar dia.

Baca Juga: Dibongkar Mantan Tim Kreator, Lesti Kejora Punya Pria Istimewa Lain yang Dorong Laporkan Rizky Billar sampai Ada Pengusiran

Sekretaris Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Batam itu menyebut dalam beberapa kasus yang ia tangani di pengadilan, kasus KDRT marak terjadi di daerah industri itu akibat masalah ekonomi hingga berujung perceraian serta penelantaran anak.

Untuk mencegah atau paling tidak mengurangi kasus KDRT, pemerintah dan pihak terkait perlu meningkatkan edukasi ketahanan keluarga dalam mengarungi biduk rumah tangga.

Terutama bagi pasangan yang akan menikah, patut diberikan pemahaman bagaimana menjadi pasangan suami-istri yang baik, saling pengertian hingga menguatkan satu sama lain ketika dihadapi dengan berbagai cobaan atau ujian rumah tangga.

Pemerintah juga harus memikirkan bagaimana meningkatkan ekonomi keluarga, karena masing-masing keluarga pasti punya kemampuan berbeda dalam menghadapi kesulitan ekonomi yang terjadi saat ini.

"Yang tak kalah penting dalam berkeluarga, ialah memperbanyak amal ibadah kepada Sang Pencipta. Dengan begitu iman kita akan kuat saat dihadapi bermacam cobaan duniawi," ucapnya. [antara]

Load More