SuaraBatam.id - Kondisi ekonomi yang sulit saat ini menjadi satu penyebab rentannya kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Kepulauan Riau (Kepri).
Hal tersebut dinilai oleh Pemerhati Perempuan dan Anak Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Erry Syahrial.
"Faktor ekonomi memang dominan menyebabkan KDRT," kata Erry Syahrial di Kota Batam, Sabtu, dilansir dari Antara.
Ia menilai situasi perekonomian masyarakat sekarang boleh dikatakan makin berat dipicu naiknya harga sejumlah komoditas pokok, seperti BBM dan bahan pangan.
Di sisi lain, katanya, penurunan pertumbuhan ekonomi dampak dari pandemi COVID-19 juga belum benar-benar pulih.
Kata dia kondisi ekonomi sulit menimbulkan tekanan psikologis dalam kehidupan rumah tangga hingga berpotensi besar terjadinya KDRT.
"Apalagi di Batam ini biaya hidup dan angka pengangguran cukup tinggi, sehingga angka perceraian cukup tinggi pula," ujar Erry Syahrial.
Selain itu, kasus KDRT juga dominan dipicu perselingkuhan yang salah satunya disebabkan dampak penggunaan sosial media di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital.
"Penggunaan sosial media berlebihan bisa memicu kecurigaan atau kecemburuan antar pasangan suami/istri. Ujung-ujungnya dapat menimbulkan masalah rumah tangga, seperti KDRT sampai perceraian," ujar dia.
Baca Juga: Polisi Beri Pesan Penting buat Rizky Billar, Sebaiknya Dia Kooperatif terhadap Panggilan Polisi
Sekretaris Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Batam itu menyebut dalam beberapa kasus yang ia tangani di pengadilan, kasus KDRT marak terjadi di daerah industri itu akibat masalah ekonomi hingga berujung perceraian serta penelantaran anak.
Untuk mencegah atau paling tidak mengurangi kasus KDRT, pemerintah dan pihak terkait perlu meningkatkan edukasi ketahanan keluarga dalam mengarungi biduk rumah tangga.
Terutama bagi pasangan yang akan menikah, patut diberikan pemahaman bagaimana menjadi pasangan suami-istri yang baik, saling pengertian hingga menguatkan satu sama lain ketika dihadapi dengan berbagai cobaan atau ujian rumah tangga.
Pemerintah juga harus memikirkan bagaimana meningkatkan ekonomi keluarga, karena masing-masing keluarga pasti punya kemampuan berbeda dalam menghadapi kesulitan ekonomi yang terjadi saat ini.
"Yang tak kalah penting dalam berkeluarga, ialah memperbanyak amal ibadah kepada Sang Pencipta. Dengan begitu iman kita akan kuat saat dihadapi bermacam cobaan duniawi," ucapnya. [antara]
Berita Terkait
-
Lebih dari Sekadar Slogan: Urgensi Membangun Ruang Aman bagi Perempuan
-
Menteri PPPA Soroti Vonis 9,5 Tahun Pelaku Kekerasan yang Tewaskan Balita di Medan
-
Karir Ambyar! Brigadir YAAS Dipecat Polda Kepri Usai Aniaya Calon Istri yang Hamil
-
Hari Ibu 2025, Menteri PPPA Serukan Nol Toleransi Diskriminasi dan Kekerasan terhadap Perempuan
-
Lebih dari Sekadar Kenakalan Remaja: Membedah Akar Psikologis Kekerasan Anak
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Wakil Kepala BGN Ingatkan Pihak Terkait MBG Bekerja Sama dengan Baik
-
BGN Minta Mitra dan Yayasan Peduli Terhadap Siswa-siswi Penerima Manfaat
-
Pejabat Utama dan Kapolres di Polda Kepri Dimutasi, Berikut Namanya
-
Anggota Polisi di Kepri Jalani Sidang Etik usai Diduga Aniaya Pacar
-
Menu MBG Dirancang Sesuai Angka Kecukupan Gizi Harian Siswa