Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Senin, 05 September 2022 | 16:31 WIB
Sejumlah angkutan umum atau transportasi saat menunggu penumpang di depan Pelabuhan Sri Bintan Pura (SBP) Tanjungpinang, Senin (5/9/2022). (suara.com/rico barino)

SuaraBatam.id - Sopir angkot dan Ojek Online (Ojol) di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau merasakan dampak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM).

Salah satu sopir angkot Jhoni di Tanjungpinang mengatakan pihaknya terpaksa menaikkan tarif penumpang.

"Kenaikan tarif penumpang sudah dilakukan, sejak pemerintah menaikkan harga BBM pada Minggu 4 September kemarin. Kenaikan tersebut juga kesepakatan bersama," ungkap Jhoni saat sedang mangkal di depan Pelabuhan Sri Bintan Pura (SBP) Tanjungpinang, Senin (5//9/2022).

Dikatakannya, sebelum ada kenaikan BBM tarif penumpang sebesar Rp 5 ribu khusus di dalam kota. Kemudian dengan kenaikan ini, pihaknya sepakat untuk menaikkan tarif penumpang sebesar Rp 7 ribu per orang khusus di dalam kota.

Baca Juga: Rupiah Diprediksi Tertekan Usai Harga BBM Naik

"Sedangkan kalau sudah lewat kilometer 6, tarif sesuai jauh dekat. Otomatis kami naikkan tarif penumpang, karena minyak sudah mahal. Dengan rute diluar kota juga kami naikkan," terangnya.

Keluhan ini juga disampaikan sopir angkot lainnya, Ricardo yang mengatakan sangat berdampak baginya karena ia juga harus membayar sewa angkot Rp 50 ribu per harinya. Di Tanjungpinang sendiri, kata Ricardo saat ini penumpang juga semakin sepi karena adanya taxi online.

"Penumpang sekarang sepi, ditambah lagi adanya taksi online. Pendapatan kami semakin berkurang, paling tinggi Rp 200 ribu per hari, kadang tak ada sama sekali. Kami juga berharap, ada perhatian dari pemerintah daerah, seperti minyak subsidi lainnya atau bantuan lainya," tukasnya.

Hal senada juga disampaikan salah satu Ojol di Tanjungpinang, Ungku warga Kelurahan Tanjungpinang Barat ini mengaku dengan kenaikan harga BBM tersebut meningkatkan biaya operasionalnya.

Menurutnya, sebelum kenaikan BBM saja pendapatan hariannya termasuk kecil. Dengan biaya membeli BBM jenis Pertalite sekitar Rp 30 ribu perhari. Hal ini juga tergantung keuntungan harinya, karena pendapatan sebagai Ojol fluktuatif.

Baca Juga: Kecewa Harga BBM Naik, Sekelompok Warga Jogja Minta Megawati Jewer Jokowi

"Di Tanjungpinang sendiri berbeda mungkin dengan kota besar lainnya, kadang ramai kadang juga sepi. Yang paling sering, konsumen memesan makanan. Untuk dapatkan Rp 100 ribu perhari harus bersaing, itu juga belum dipotong dengan operasional," ujarnya.

Load More