SuaraBatam.id - Presiden Rusia Vladimir Putin menawarkan persenjataan modern untuk negara-negara sekutunya, seperti Korea Utara dan Iran.
Penawaran itu menurutnya sebagai bentuk Moskow menghargai hubungannya dengan negara-negara di Amerika Latin, Asia, dan Afrika.
“(Kami) siap menawarkan kepada sekutu kami jenis senjata paling modern, dari senjata ringan hingga kendaraan lapis baja dan artileri hingga penerbangan tempur dan kendaraan udara tak berawak,” kata Putin pada upacara pembukaan forum Angkatan Darat-2022 di dekat Moskow, dikutip dari wartaekonomi--jaringan suara.com.
"Hampir semuanya telah digunakan lebih dari sekali dalam operasi tempur nyata," imbuhnya.
Kehilangan Eropa dan Amerika dari daftar, dia menambahkan bahwa Moskow menghargai hubungannya dengan negara-negara Amerika Latin, Asia dan Afrika tanpa menyebutkan sekutu terdekatnya dengan nama.
Dia berbicara hampir enam bulan dalam perang Rusia di Ukraina, di mana Moskow telah berulang kali mengalami kemunduran dan kerugian besar.
Analis militer Barat mengatakan kinerja pasukan dan persenjataan Rusia yang buruk dapat membuat ekspor senjatanya kurang menarik bagi pembeli potensial, seperti India, yang sangat bergantung pada teknologinya di masa lalu.
Itu terjadi setelah tiran itu membahas hubungan Kremlin dengan penguasa lalim nuklir lainnya, Kim Jong-Un.
Dia mengatakan kepada pemimpin Korea Utara bahwa kedua negara akan "memperluas hubungan bilateral yang komprehensif dan konstruktif dengan upaya bersama," media pemerintah Pyongyang melaporkan pada Senin (15/8/2022).
Baca Juga: Vladimir Putin Surati Kim Jong un, Ini Isinya
Dalam sebuah surat kepada Kim untuk hari pembebasan Korea, Putin mengatakan hubungan yang lebih erat akan menjadi kepentingan kedua negara, dan akan membantu memperkuat keamanan dan stabilitas semenanjung Korea dan kawasan Asia Timur Laut, kata kantor berita Korea Utara KCNA.
Kim juga mengirim surat kepada Putin yang mengatakan persahabatan Rusia-Korea Utara telah terjalin dalam Perang Dunia II dengan kemenangan atas Jepang, yang telah menduduki semenanjung Korea.
"Kerja sama strategis dan taktis, dukungan dan solidaritas" antara kedua negara telah mencapai tingkat yang baru adalah upaya bersama mereka untuk menggagalkan ancaman dan provokasi dari pasukan militer yang bermusuhan, kata Kim dalam surat itu.
KCNA tidak mengidentifikasi kekuatan musuh, tetapi biasanya menggunakan istilah itu untuk merujuk pada Amerika Serikat dan sekutunya.
Berita Terkait
-
Rusia-Ukraina Mau Damai, Harga Minyak Dunia Kembali Merosot
-
Harga Minyak Stabil, Pasar Cermati Sinyal Perdamaian Rusia-Ukraina
-
Harga Minyak Dunia Stabil, Ditahan Dua Faktor: Damai Rusia-Ukraina dan Sanksi AS
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Rusia Rancang Piala Dunia Tandingan, Peluang Timnas Indonesia Ikut Tampil
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
Angkat Kearifan Lokal, Menu MBG di Kepri Pakai Makanan Tradisional
-
Operasi Zebra 2025 di Kepri Optimalkan ETLE, Berikut Deretan Lokasinya
-
Update Harga Emas Antam Hari Ini, Turun Menjadi Rp2,322 Juta per Gram
-
Pencuri yang Beraksi di 50 Lokasi Dibekuk
-
Adu Kuat Dua Nama Menuju Kursi Ketua DPC NasDem Batam