Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Selasa, 09 Agustus 2022 | 20:56 WIB
Ilustrasi perang (Freepik)

SuaraBatam.id - Israel kembali memperkeruh situasi di jalur Gaza setelah kembali menggencarkan serangan dalam beberapa hari ini.

Penyerangan tersebut telah menewaskan banyak nyawa di Palestina. Menurut informasi resmi terbaru dari Kementerian Kesehatan Palestina, 44 warga Palestina termasuk 16 anak-anak tewas di tempat, dan sedikitnya 350 warga sipil terluka.

Namun, belum lama ini, Israel dan kelompok pejuang Palestina mengumumkan gencatan senjata.

Hal ini diumumkan Minggu malam, setelah tiga hari pemboman yang dilakukan Israel di Jalur Gaza.

Baca Juga: Semakin Keterlaluan, Pemukiman Yahudi Kini Menyerbut Halaman Masjid Al-Aqsa dan Buat Liga Muslim Berang

Sejak 2008, Israel telah mengobarkan empat perang besar di wilayah Palestina, dan menewaskan hampir 4.000 orang, yang mana seperempat dari jumlah itu adalah anak-anak.

Menurut data yang dikumpulkan oleh Defense for Children International, setidaknya 2.200 anak telah dibunuh oleh militer Israel, dan pemukim Israel di seluruh wilayah Palestina sejak tahun 2000, awal dari intifada kedua.

Hal diperparah dengan krisis kesehatan warga Palestina secara keseluruhan. Mohammad Abu Salmiya, Direktur Shifa, mengatakan runtuhnya sektor kesehatan adalah dampak tak terelakkan dari blokade Israel selama 15 tahun, yang diberlakukan di Jalur Gaza.

Selain itu, krisis listrik yang menerpa baru-baru ini terjadi makin memperburuk kesengsaraan sektor tersebut, melumpuhkan semua departemen, terutama unit perawatan intensif, stasiun penghasil oksigen, dan pembibitan.

“Ada lebih dari 25 cedera yang membutuhkan operasi; ada yang terluka di unit perawatan intensif dalam kondisi kritis, dan ada anak-anak, wanita dan orang tua yang terluka,” katanya.

Baca Juga: Sudah Keterlaluan, Pemukim Yahudi Serang Masjid Al-Aqsa, Arab Saudi dan Liga Muslim Dunia Berang

Load More