Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Rabu, 27 Juli 2022 | 11:46 WIB
Bisa Mewabah di Dunia, IDI Peringatkan Dokter di Indonesia Waspada Bahaya Penyakit Cacar Monyet
ilustrasi cacar monyet alias monkeypox. (Dok. Envato)

Selain itu, lanjut Adityo, transmisi secara vertikal dari ibu ke janin melalui plasental (infeksi cacar monyet kongenital) juga dimungkinkan terjadi.

Periode inkubasi cacar monyet berkisar antara 5-21 hari dengan rata-rata 6-16 hari. Setelah melewati fase inkubasi, pasien akan mengalami gejala klinis berupa demam tinggi dengan nyeri kepala hebat, limfadenopati, nyeri punggung, nyeri otot dan rasa lemah yang prominen.

Dalam 1-3 hari setelah demam muncul, pasien akan mendapati bercak-bercak pada kulit, dimulai dari wajah dan menyebar ke seluruh tubuh.

Bercak tersebut terutama akan ditemukan pada wajah, telapak tangan dan telapak kaki. Seiring waktu, bercak akan berubah menjadi lesi kulit makulopapuler, vesikel dan pustule yang dalam sepuluh hari akan berubah menjadi koreng.

Baca Juga: Cacar Monyet Ditemukan di Singapura, IDI Imbau Dokter Waspadai Gejalanya pada Pasien

Adityo yang juga Pengurus Pusat Perhimpunan Kedokteran Tropis dan Penyakit Infeksi Indonesia mengatakan hingga saat ini masih belum ada pengobatan yang spesifik untuk infeksi cacar monyet.

Meski demikian, vaksinasi terhadap penyakit Cacar yang disebabkan infeksi virus Variola pada 1980 dapat memberikan efektivitas proteksi sebesar 85 persen untuk mencegah infeksi cacar monyet.

Adityo kembali mengingatkan bahwa dengan ditemukannya kasus cacar monyet di Singapura, maka masyarakat juga perlu mewaspadai terhadap kemungkinan masuknya virus tersebut di Indonesia.

Hal tersebut menjadi penting terutama pada populasi berisiko fatalitas cacar monyet seperti pada kelompok anak-anak, ibu hamil, lansia, dan orang dengan imunitas rendah (imunosupresi), kata Adityo.

"Berkaca kepada pandemi Covid-19 yang telah melanda, kita harus selalu optimis bahwa dengan bekerja sama dunia akan mampu bergerak secara cepat menyikapi situasi ini," katanya.

Baca Juga: Berpotensi Mewabah di Dunia, IDI Peringatkan Dokter Soal Gejala Cacar Monyet

Sementara itu, Ketua Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI Agus Dwi Susanto mengatakan, pemahaman yang baik terhadap infeksi cacar monyet dan kewaspadaan dini terhadap kejadian luar biasa menjadi modal utama dalam aspek pencegahan.

Adityo mengatakan upaya menghindari kontak dengan pasien yang diduga terinfeksi merupakan kunci pencegahan paling efektif, diiringi dengan upaya surveilans dan deteksi dini kasus aktif melalui karantina untuk mencegah penyebaran yang lebih luas.

Agus juga meminta tenaga Kesehatan, baik dokter maupun perawat yang menemukan gejala cacar monyet pada pasien agar segera melakukan tindak lanjut dengan tes Polymerase Chain Reaction (PCR).

Metode pemeriksaan virus cacar monyet dengan mendeteksi DNA virus tersebut, melaporkan ke Dinas Kesehatan Setempat agar bisa segera dilakukan surveilans dan tindakan lebih lanjut lainnya. [ANTARA]

Load More