Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Kamis, 16 Juni 2022 | 17:21 WIB
Genangan air di Perumahan Citra Batam karena drainase Drainase Meisterstadt Pollux tersumbat (suara.com/partahi)

SuaraBatam.id - Warga Perumahan Citra Batam, Batam Center kembali mengeluhkan sistem drainase milik Meisterstadt Pollux Habibie yang berada tepat bersebelahan dengan perumahan tersebut.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua RT 02, Edi yang menyebut bahwa sistem drainase selalu menimbulkan masalah, apabila hujan deras.

"Seperti hari ini, hujan deras dari pukul 10.00 WIB pagi. Air drainase mereka meluap dan menggenang perumahan warga, terutama mereka yang tinggal di blok D. Karena tembok belakang Pollux itu bersebelahan dengan blok tersebut," ujarnya saat ditemui, Kamis (16/6/2022).

Edi menceritakan, awalnya air hanya berasal dari saluran pembuangan berupa pipa kecil yang dibuat menjulur dari bagian tembok, dan mengarah ke drainase perumahan.

Baca Juga: Batam Diguyur Hujan Seharian, BMKG: Akan Berlangsung hingga Tiga Hari Kedepan

Namun semakin derasnya curah hujan, air disebutkan bahkan mengucur deras tidak hanya dari bagian pipa, namun juga dari bagian tembok sehingga sempat membuat khawatir.

Ditambah posisi tembok Pollux yang memang jauh lebih tinggi dari atap rumah warga.

"Memang tembok mereka tidak terlalu dekat dengan rumah warga, dan ada jarak berupa jalan perumahan. Namun kita takut kalau kejadian dulu terjadi lagi," tegasnya.

Mengenai peristiwa yang dimaksud, Edi menerangkan bahwa tembok pembatas antara Meisterstadt Pollux Habibie, pernah rubuh pada, Rabu (29/01/2020) lalu, setelah sempat diterjang hujan deras selama satu jam lebih.

Walau tidak menimbulkan korban jiwa, namun peristiwa naas tersebut menyebabkan kerugian, terutama genangan lumpur yang masuk hingga ke dalam rumah warga.

Baca Juga: Dua Pelaku Mengaku Wartawan di Batam Lakukan Pemerasan Sampai Catut Nama Kabid Humas Polda Kepri

"Bahkan pada saat itu, dua unit mobil warga saya rusak terkena runtuhan tembok Pollux. Melihat tadi air deras keluar bukan hanya dari saluran yang sudah mereka buat. Hal ini kembali menimbulkan ketakutan bagi kami," tegasnya.

Perihal ini diakuinya telah dilaporkan kepada pihak managemen, baik oleh perangkat RT hingga RW, namun hingga saat ini warga mengaku belum ada tindakan nyata yang dilakukan oleh pihak Meisterstadt Pollux Habibie.

"Yang mereka lakukan hanyalah kalau hujan, biasanya ada petugas mereka yang standby untuk memperlancar air agar keluar dari pipa itu. Tapi itupun kalau hujan pagi sampai sore. Bagaimana kalau malam, siapa yang bakal melihat," tanyanya.

Menanggapi keluhan tersebut, General Manager Meisterstadt Pollux Habibie, Iqbal R Yusuf mengungkapkan permintaan maaf kepada warga Perumahan Citra Batam.

Pihaknya mengakui bahwa meluapnya air dari saluran drainase mereka, dikarenakan adanya penyumbatan.

"Karena memang posisi kami lebih tinggi dari perumahan Citra Batam. Dan tadi di saluran drainase ada penyumbatan, sehingga air meluap dari tembok sehingga memang tampak menakutkan bagi warga," terangnya saat ditemui, Kamis (16/6/2022).

Walau demikian, pihaknya mengaku langsung melakukan antisipasi dengan mengerahkan petugas yang memantau keadaan tembok di bagian Perumahan Citra Batam.

Selain menugaskan tim yang berwenang untuk memperlancar saluran drainase, sehingga meluapnya air diakuinya terjadi tidak lebih dari 30 menit.

"Tadi gak sampai 30 menit. Namun kedepannya, kami akan melakukan perbaikan lagi agar drainase kami tidak menganggu warga perumahan. Air yang meluap tadi merupakan air pembuangan hujan dari tower apartemen kami," ungkapnya.

Kedepan, pihaknya mengaku akan berkoordinasi dengan instansi terkait dari Pemerintah Kota (Pemko) Batam, mengenai penyambungan drainase Meisterstadt Pollux Habibie, ke saluran drainase kota yang telah dibangun.

"Selama ini memang ada yang menyambung langsung ke sana. Tapi kedepan kami ingin membuat jalur khusus lagi, agar pembuangan tidak menganggu warga lagi. Karena saluran yang kami miliki saat ini, ada yang langsung ke drainase, dan ada yang ke penampungan air yang kami miliki," paparnya.

Kontributor : Partahi Fernando W. Sirait

Load More