Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Rabu, 08 Juni 2022 | 10:27 WIB
Sejarah dan Fakta Menarik Candi Borobudur di Tengah Kontroversi Harga Tiket Rp750 Ribu
Ilustrasi Sejarah Candi Borobudur (Freepik)

Candi Borobudur sempat tertutup lapisan tanah dan debu vulkanik selama berabad-abad dan ditumbuhi pohon serta semak belukar, hingga menyerupai bukit. Kemegahan Candi tersebut pun terkubur.


Diduga, hal tersebut karena adanya erupsi Gunung Merapi dan beralihnya keyakinan penduduk dari Budha ke Islam.

Eksistensi Candi Borobudur kembali pada masa Thomas Stamford Raffles, saat ia menjabat sebagai Gubernur Jenderal di pulau Jawa pada 1811.

Pada saat itu, Raffles mendengar terdapat bangunan besar yang tersembunyi jauh di dalam hutan yang ada di dekat desa Bumisegoro. Ia kemudian mengutus insinyur Belanda bernama Christian Cornelius untuk melakukan pemeriksaan.

Baca Juga: Banjir Protes, Kenaikan Harga Tiket Candi Borobudur Akhirnya Ditunda

Penemuan kembali Candi Borobudur tersebut tersebar dan menjadi malapetaka, yaitu terjadinya kerusakan di banyak tempat.

Pada akhir tahun 1960-an, pemerintah Indonesia meminta bantuan kepada UNESCO untuk mengatasi permasalahan yang ada di Candi Borobudur tersebut.

Membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang sangat besar untuk memperbaiki Candi Borobudur, hingga akhirnya UNESCO menetapkan candi tersebut sebagai SItus Warisan Dunia pada 1991.

Selain sejarah yang cukup panjang, Candi Borobudur juga menyimpan sejumlah fakta-fakta unik, di antaranya sebagai berikut:

Candi Borobudur memiliki 2.672 panel relief dan 504 arca Buddha yang menjadikan Candi Borobudur sebagai pemilik relief Buddha terlengkap dan terbanyak di dunia.

Baca Juga: Upanat, Misi Keseimbangan antara Konservasi dan Pemanfaatan Candi Borobudur

Arca kepala Budha asli kerap kali dicuri untuk kemudian dijual di pasar barang antik, kolektor, dan pasar ilegal. Tercatat, dari 504 arca Buddha, terdapat banyak archa yang ditemukan dalam kondisi tanpa kepala.

Candi Borobudur pernah dibom setelah pemugaran ke-2, di tahun 1985. Sebanyak 13 bom diletakan oleh pelaku di sejumlah stupa kecil.

Sebanyak 9 dari 13 bom tersebut meledak dan kemudian menghancurkan ratusan balok batu stupa.

Pemerintah Hindia Belanda sempat mendirikan warung kopi di puncak stupa saat pertama kali ditemukan.

Load More