SuaraBatam.id - Politeknik Singapura telah mengirim para peneliti untuk meneliti pembibitan ikan kerapu dan kakap di Desa Pengujan, Kabupaten Bintan.
Hal tersebut diinformasikan oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau, Tengku Said Arif Fadillah.
"Tim dari Politeknik Singapura besok akan meninjau lokasi pembibitan ikan kerapu dan ikan kakap di Desa Pengujan," kata Arif di Tanjungpinang, Jumat.
Mantan Sekda Kepri itu mengungkapkan pihak Politeknik Singapura tertarik dengan sistem pembibitan ikan kerapu dan ikan kakap yang dikelola UPT Balai Benih Ikan Desa Pengujan, Bintan. Biasanya, kerja sama dilanjutkan dengan perdagangan ikan.
Baca Juga: Warga Negara Sudan Aniaya Warga Bintan Gara-gara Ditegur Parkir Terlalu Lama
"Biasanya, Pemerintah Singapura memulai bisnis perikanan dengan mengirim para ahli untuk meneliti dari kampus. Rekomendasi dari Politeknik Singapura itu menentukan langkah bisnis selanjutnya," ujarnya.
Saat ini, Balai Benih Ikan Desa Pengujan melakukan pembibitan ikan sampai berukuran minimal 5 cm. Harga benih ikan itu mencapai Rp500 per ekor.
DKP Kepri juga menargetkan adanya retribusi dari pembibitan ikan sebesar Rp500 juta per tahun, yang selalu tercapai setiap tahunnya.
"Namun bukan hanya itu yang ingin dicapai, melainkan kerja sama dengan pihak lain yang mampu menyediakan infrastruktur dan modal. Kita punya sumber daya manusia, namun kekurangan modal usaha," ucapnya.
Pemerintah daerah menginginkan kerja sama yang akan dibangun dengan Singapura menguntungkan nelayan lokal dan pihak Singapura.
Baca Juga: Flu Singapura Ramai Dibahas di Linimassa, Biar Tak Salah Ini Penjelasan Dokter
Oleh karena itu, pemerintah daerah mendorong agar para nelayan tidak hanya sekadar menjadi pekerja, melainkan juga pemilik modal.
"Kami mendorong agar nelayan yang terampil, jujur dan gigih menjadi pengusaha. Kalau hanya sekadar menjadi pekerja, tentu kehidupan mereka tidak jauh berbeda dengan sekarang," ujarnya.
Selama ini, bibit ikan di Desa Pengujan juga memberi kontribusi kepada nelayan lokal tertentu yang memiliki kecukupan modal.
Selain berprofesi sebagai nelayan tradisional, mereka juga bergerak di bidang pembesaran ikan.
Nelayan membeli benih ikan kakap dan ikan kerapu di Balai Benih Ikan Desa Pengujan. Bisnis tersebut menguntungkan lantaran dalam waktu maksimal tiga bulan sudah dapat dijual dengan harga yang cukup tinggi.
"Bisnis pembesaran ikan kualitas ekspor kini diminati nelayan lokal karena modal usaha itu hanya sekitar Rp200 juta," katanya. [Antara]
Berita Terkait
-
Penahanan Digugat Paulus Tannos, Menkum akan Berikan Keterangan ke Pengadilan Singapura
-
Gak Cuma Aaliyah Massaid, Deretan Seleb Ini Juga Impulsif ke Luar Negeri gegara Ngidam: Ada yang PP!
-
KPK Yakin Singapura Setujui Penahanan Buronan E-KTP Paulus Tannos
-
Penangkapan Paulus Tannos Babak Baru Kasus e-KTP, Singapura Tak Lagi Surga Koruptor
-
Penangkapan Paulus Tannos Diharapkan Bisa Buka Kotak Pandora Kasus E-KTP
Terpopuler
- Kiper Diaspora dari Jerman Sudah Tiba di Indonesia, Langsung Gabung Skuad Garuda
- Direktur Olahraga Belanda: Saya Pikir Timnas Indonesia Akan...
- Norman Kamaru Sekarang Kerja Apa? Eks Briptu yang Dulu Viral Joget 'Chaiyya Chaiyya'
- Perdana Tunjukan Foto Anak Kedua, Rizky Billar Diprotes: Gusti...
- Gibran Kebingungan Sebutkan 6 Suku di Indonesia, Netizen Geleng-geleng: Anak SD Aja Tahu..
Pilihan
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi Note 14 5G vs Vivo V40 Lite 5G, Duel HP 5G Terbaru
-
Harga Emas Antam Masih Tinggi, Hari Ini Dibanderol Rp1.624.000/Gram
-
Pengamat Curigai Sesatnya Kurs Rupiah di Google Ulah Hacker yang Kecewa pada Prabowo
-
Juventus Rekrut Jay Idzes Seharga Rp Rp 337 Miliar: 6 Bulan Balik Modal Kok
-
Juventus Ingin Rekrut Jay Idzes dari Venezia, Tapi Wajib Bayar Segini
Terkini
-
Waspada Buaya Lepas! Wisata Pantai Batam Diimbau Tingkatkan Keamanan Saat Liburan
-
Inilah 5 Perbedaan Samsung Galaxy A55 5G dengan Samsung Galaxy A35 5G
-
Longsor di Batam, 13 Orang Dievakuasi, 4 Masih Dicari
-
Konsultan Keamanan Siber: Tak Ada Serangan Siber Ransomware pada Sistem Perbankan BRI
-
Membongkar Hoax Ransomware yang Dikaitkan dengan BRI