SuaraBatam.id - Stok sapi di Kota Tanjungpinang mulai menipis. Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Yoni Fadri menyampaikan stok sapi untuk kebutuhan harian masyarakat setempat tersisa hanya belasan ekor.
"Stok sapi tersisa sekitar 18 ekor, dengan estimasi kebutuhan dua ekor per hari. Artinya, cuma cukup buat memenuhi permintaan masyarakat selama sembilan hari ke depan," kata Yoni Fadri di Tanjungpinang, Kamis.
Yoni menyebut pasokan sapi terbatas menyusul adanya larangan lalu lintas sapi dari luar daerah masuk ke Tanjungpinang guna mengantisipasi masuknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Indonesia.
Tanjungpinang selama ini memang bergantung dengan pasokan sapi dari provinsi lain, karena bukan sentra penghasil ternak sapi.
Sampai saat ini, kata Yoni, belum ada kepastian kapan sapi dari daerah-daerah, seperti Lampung, Jambi, hingga Palembang bisa masuk ke Tanjungpinang.
"Pengaturan lalu lintas sapi antarprovinsi jadi wewenang pemerintah pusat," ujar dia.
Untuk memenuhi kebutuhan harian masyarakat di Tanjungpinang termasuk keperluan hewan kurban jelang Hari Raya Idul Adha 2022, pihaknya berupaya mendatangkan sapi dari daerah lainnya di Provinsi Kepri yang surplus ternak sapi, seperti Kabupaten Natuna dan Kabupaten Kepulauan Anambas.
Yoni khawatir apabila dalam waktu dekat tak ada sapi masuk ke Tanjungpinang, maka aktivitas penjualan maupun konsumsi daging sapi potong/segar terancam terhenti.
"Permasalahan terbatasnya pasokan ternak sapi tengah dialami hampir semua wilayah di Indonesia, tidak hanya Tanjungpinang," imbuhnya.
Baca Juga: Tujuan Singapura, Tongkang Bawa Kontainer dari Pekanbaru Nyaris Tenggelam di Karimun
Yoni juga memastikan sejauh ini belum ditemukan penyebaran PMK di Tanjungpinang, makanya pemerintah sangat berhati-hati untuk mendatangkan sapi dari provinsi lain.
Menurutnya perlu waktu pemulihan yang lama dan biaya sangat besar jika ternak sapi maupun kambing terkena paparan PMK.
"Kami rutin setiap hari memeriksa serta menyemprot cairan disinfektan di kandang hingga sapi di Tanjungpinang untuk mencegah adanya PMK," katanya. [Antara]
Berita Terkait
-
Harga Cabai Rawit Merah Terus Melonjak, Tembus Rp 60.000 per Kg
-
Harga Cabai Makin Pedas Hari Ini, Rata-rata Alami Kenaikan
-
Viral! Turis India Ngamuk di McD Malaysia karena Dapat Burger Daging Sapi Bukannya Vegetarian
-
Gudang Beku Mulai Beroperasi, BEEF Mau Impor 16.000 Sapi Tahun Depan
-
Bukan Hybrid atau Listrik, Suzuki Pilih Jalan Radikal pada Mobil Barunya
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Angkat Kearifan Lokal, Menu MBG di Kepri Pakai Makanan Tradisional
-
Operasi Zebra 2025 di Kepri Optimalkan ETLE, Berikut Deretan Lokasinya
-
Update Harga Emas Antam Hari Ini, Turun Menjadi Rp2,322 Juta per Gram
-
Pencuri yang Beraksi di 50 Lokasi Dibekuk
-
Adu Kuat Dua Nama Menuju Kursi Ketua DPC NasDem Batam