
SuaraBatam.id - Siswa SMA Negeri 25 Batam, Tanjung Buntung, Batam, Kepulauan Riau harus berlajar di kelas yang dibangun di lahan kavling, dengan kondisi terbuka seperti foodcourt.
Masing-masing ruangan kelas di pisahkan dengan papan tulis, menggunakan meja dan kursi plastik untuk belajar.
Kepala Sekolah SMA Negeri 25 Batam, Muhammad Syurman Rizal menyebutkan ruang kelas sementara itu rawan apabila kondisi cuaca tengah hujan disertai angin.
Namun pihak sekolah menyiasati dengan memberi jaring penghalang air yang digunakan dalam mengelilingi lokasi yang hanya di pisah oleh papan tulis sebagai sekat pembatas antar kelas.
Tidak hanya cuaca hujan, cuaca panas eksrem yang terjadi saat ini juga menimbulkan ketidaknyamanan bagi para siswa.
"Cuaca panas dan hujan yang disertai angin kencang pasti menganggu karena tempat yang tersedia tidak memiliki dinding. Tapi kami sudah sediakan persiapan untuk menghadapi hal itu, dan para guru juga sudah selalu bersiap," terangnya saat ditemui, Jumat (13/5/2022) siang.
Syurman Rizal juga mengatakan pihaknya mulai menempati lokasi SMAN 25 sejak diresmikan pada tahun 2019 lalu.
Namun sebelumnya, para siswa diakuinya terpaksa menampung di SMAN 8, dikarenakan pembangunan tiga ruang kelas permanen.
"Kami sebelum di sini menumpang di SMA 8. Di 2019 kami tertolong dengan belajar secara daring tapi saat tatap muka ini siswa terpaksa belajar dengan ruangan seadanya," lanjutnya.
Baca Juga: Sebanyak 73 Warga Batam Gagal Berangkat ke Tanah Suci Tahun Ini karena Tak Penuhi Persyaratan Usia
Sejak diresmikan, SMAN 25 kini memiliki 754 siswa, dan sebanyak 156 siswa baru saja dinyatakan lulus pada tahun 2021 kemarin.
Hal inilah yang diakuinya menjadi alasan pihak sekolah terpaksa membuat sebuah tempat khusus yang hanya dilindungi atap spandek di lahan sekolah.
"Dan masing-masing tempat dipisah papan tulis saja. Memang sih ada gangguan juga dari suara saat KBM berlangsung," paparnya.
Selain itu, dengan banyaknya siswa pihak sekolah melakukan pembagian hingga 9 rombongan belajar, yang dibagi menjadi 2 shift.
"Proses belajar mengajar menjadi dua waktu. Untuk siswa kelas 11 pada pagi hari dan kelas 10 pada siang hari.
Kondisi tersebut, ditanggapi langsung oleh Uba Ingan Sigalingging, Anggota Komisi IV DPRD Kepri, Jumat (13/5/2022) yang datang langsung ke lokasi.
Berita Terkait
-
Dashboard Digital Investasi Resmi Meluncur, Permudah Investor Mengakses Informasi
-
Trump Deal Bikin Geger, Nasib Pabrik Apple Rp 16 Triliun di Batam Gimana?
-
Sosok Aisar Baru, Sultan Singapore Keeganteng
-
5 Aksi Keji Roslina ke ART di Batam, Termasuk Panggil Pakai Nama Binatang
-
Cerita Intan ART Batam yang Dipaksa Makan Kotoran oleh Majikan, Selamat Usai Nekat Lakukan Ini
Terpopuler
- 1 Detik Pascal Struijk Resmi Jadi WNI, Cetak Sejarah di Timnas Indonesia
- Pemain Arsenal Pilih Bela Timnas Indonesia Berkat Koneksi Ayahnya dengan Patrick Kluivert?
- Pelatih Belanda Dukung Timnas Indonesia ke Piala Dunia: Kluivert Boleh Ambil Semua Pemain Saya
- Setajam Moge R-Series, Aerox Minggir Dulu: Inikah Wujud Motor Bebek Yamaha MX King 155 Terbaru?
- Pemain Keturunan Rp17,38 Miliar Pilih Curacao: Naturalisasi Timnas Indonesia Sulit
Pilihan
-
Data Pribadi RI Diobral ke AS, Anak Buah Menko Airlangga: Data Komersil Saja!
-
Rafael Struick Mandul, Striker Lokal Bersinar Saat Dewa United Gilas Klub Malaysia
-
5 Rekomendasi HP Murah Chipset Snapdragon Kuat untuk Gaming, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED untuk Gaming, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Vietnam Ingin Jadi Tuan Rumah Piala Dunia, Tapi Warganya: Ekonomi Aja Sulit!
Terkini
-
Warga Batam Siap-siap! Listrik Padam 23-25 Juli 2025, Cek Wilayahmu
-
BRImo Catat Pertumbuhan Pengguna 21,2%, Capai 42,7 Juta Berkat Kemudahan Bertransaksi
-
Pinjol Ilegal Hantui Desa, BRI Siapkan Jurus Pamungkas Lewat Koperasi Merah Putih
-
Dividen Menggiurkan, Saham BBRI Jadi Primadona Setelah Program Kopdes Merah Putih Diluncurkan
-
BRI Ingatkan Nasabah Waspadai Phishing Demi Keamanan Transaksi Digital