Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Rabu, 04 Mei 2022 | 17:09 WIB
Ilustrasi listrik PLN. [ANTARA Foto/HO-Humas PLN Sulselrabar]

"Dahulu sebelum listrik masuk, kami hanya dapat menikmati lampu dari jam 6 sore hingga pukul 4 dinihari. Tapi hanya untuk cas handphone dan lampu saja. Gak kuat untuk alat elektronik lain," terangnya.

Selain itu, dengan penggunaan genset warga juga mengalami kesulitan lain seperti kerap kehabisan bahan bakar solar.

Ditambah dengan harga unit genset yang mahal sehingga tidak memungkinkan untuk dimiliki oleh seluruh warga Desa Pasir Panjang.

"Disini solar dijual memang diwarung-warung. Tetapi gak cukup karena solar kelaut untuk pompong sama genset. Susah diungkapkanlah gimana. Solarnyapun disini terbatas," katanya.

Wildan menambahkan, saat ini ada 2 desa lagi di kawasan yang sama belum mendapat aliran listrik.

Hal ini dikarenakan, akses menuju kedua desa harus melewati sungai dengan lebar hingga 40 meter, sehingga tiang listrik tak bisa diangkut.

"Semoga saja kedepan sudah ada solusi, sehingga tetangga di dua desa tersebut sudah mendapat listrik," harapnya.

Kontributor : Partahi Fernando W. Sirait

Load More