Eliza Gusmeri
Selasa, 26 April 2022 | 17:00 WIB
CEO SpaceX, Elon Musk. [Olivier Douliery/AFP]

"Jangan biarkan ia (Trump) kembali ke platform. Jangan biarkan Twitter menjadi cawan petri untuk ujaran kebencian atau kebohongan yang merusak demokrasi kita," kata organisasi hak-hak sipil tersebut dalam sebuah pernyataan.

Baik sebagai kandidat maupun presiden, Trump menjadikan Twitter sebagai megafon yang kuat untuk berbicara langsung kepada publik, sering kali menggunakan bahasa yang menghasut dan memecah belah pada isu-isu hangat. Dia secara permanen dilarang dari layanan setelah penyerbuan 6 Januari di Capitol. [Antara]

Load More