
SuaraBatam.id - Dewan Pendidikan Tanjungpinang ikut menanggapi soal fenomena 'perang' sarung di kalangan remaja saat Ramadhan.
Ketua Dewan Pendidikan Tanjungpinang Zamzami A Karim meminta warga untuk tidak berlebihan menanggapi perang sarung yang terjadi baru-baru ini di Ibu Kota Kepulauan Riau itu.
"Khawatir boleh, tetapi tidak berlebihan. Jangan sampai tindakan yang lahir dari rasa kekhawatiran yang berlebihan itu menghilangkan keceriaan para remaja," kata Ketua Dewan Pendidikan Tanjungpinang Zamzami A Karim dikutip dari Antara, Minggu (10/4/2022).
Zamzami mengemukakan pukul-pukulan dengan menggunakan sarung saat Ramadhan sebagai bentuk candaan atau gurauan yang hal itu sudah ada sejak dirinya masih remaja. Gurauan itu hanya dilakukan di antara teman setelah salat Tarawih.
"Ada banyak permainan remaja, yang menurut cara mereka itu menimbulkan keceriaan. Waktu saya remaja seperti pukul-pukulan pakai sarung sambil kejar-kejaran dan tertawa," ucap mantan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Raja Haji Tanjungpinang itu.
Kondisi remaja yang melakukan perang sarung di Tanjungpinang maupun di Batam mungkin berbeda, tidak sama seperti zaman dahulu. Pertama, dilakukan di tepi jalan saat tengah malam. Kedua, remaja menggunakan sepeda motor, yang sebagian sudah tidak standar.
Persepsi negatif terhadap para remaja yang tawuran dengan menggunakan senjata tajam di berbagai daerah, menyebabkan warga khawatir secara berlebihan terhadap praktik perang sarung.
"Dilihat orang banyak, sehingga muncul kekhawatiran terjadi tawuran dan lain sebagainya. Kekhawatiran itu disebabkan peristiwa tawuran yang terjadi di berbagai daerah dengan menggunakan senjata tajam. Tetapi yang dilakukan para remaja di Tanjungpinang hanya sebatas sarung, tidak ditemukan benda tajam," ujarnya.
Zamzami mengimbau warga, terutama para orang tua untuk mengawasi aktivitas anak-anaknya. Para remaja sebaiknya tidak keluar rumah hingga larut malam.
Remaja juga tidak melakukan aktivitas di tempat umum, seperti tepi jalan, yang dapat memicu penilaian negatif, dan rasa khawatir yang berlebihan.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Nelayan Teluk Bakau Tolak Ekspor Pasir Laut Pemerintah, Begini Respons Wakil Bupati Bintan
-
Lomba Perahu Naga Kepri Potensial Hadirkan Cuan
-
Usai 10 Jam Diperiksa Kasus Surat Tanah, Eks Pj Walkot Tanjungpinang Hasan Nginap di Penjara
-
Dana Total Rp 60 M Tersedia Bagi 2 Ribu Pelaku UMKM 2024 di Kepulauan Riau
-
Maksimalkan Perekonomian Natuna, Pemprov Kepri Siapkan Pendaratan Kendaraan di Dermaga
Terpopuler
- 3 Pemain Abroad Sudah Tiba di Bali Jelang TC Timnas Indonesia
- Media China Yakin Timnas Indonesia Naturalisasi Pemain Berbandrol Rp596 M
- 5 Rekomendasi Cushion dengan SPF 50, Sunscreen dan Makeup Jadi Satu Gak Bikin Ribet
- Kata Ustaz Yusuf Mansur soal Tudingan Pernikahan Luna Maya Tidak Sah Gegara Jeda Ijab Kabul
- 7 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 10 Mei 2025, Klaim Semua Hadiah dari Pemain OVR Tinggi hingga Gems
Pilihan
-
Deretan Benda Tak Boleh Dipinjam Orang Lain, Earphone-Alat Makeup Masuk Daftar
-
Raih 4 Kemenangan Tandang Beruntun, Ong Kim Swee Puji Mental Pemain Persis
-
7 Mobil Bekas buat Keluarga: Harga di Bawah Rp100 Juta, Mesin Bandel Bertenaga
-
'Terpatri Semua Kenangan': Tangis Dokter Cantik Ini Pecah Usai PSIS Semarang Degradasi
-
8 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Memori 256 GB Terbaik Mei 2025
Terkini
-
9 WNA Dideportasi Imigrasi Batam gegara Salahgunakan Izin Tinggal
-
5 Alasan Mengapa Mobil Rental adalah Pilihan Cerdas untuk Liburan Anda
-
Inilah 5 Kebiasaan yang Membuat Tagihan Listrik Bisa Bengkak!
-
Mantri Perempuan BRI Ini Refleksikan Semangat Kartini: Tanpa Lelah Berdayakan Pengusaha Mikro
-
Rayakan Hari Kartini, BRI Perkuat Komitmen pada Kesetaraan Gender, Berdayakan Kaum Perempuan