Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Kamis, 24 Maret 2022 | 14:16 WIB
Pondok Pesantren Mis Raudhatul Qur'an di Jalan Raya Tanjung Uban Kilometer 12, Kota Tanjungpinang. (suara.com/rico barino)

SuaraBatam.id - Ustaz Buhriady yang merupakan pengurus Pondok Pesantren Mis Raudhatul Qur'an di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau mengaku khilaf memukul salah satu santriwati, beberapa waktu lalu.

Santriwati berinisial IR (14), diakui Ustaz Buhriady, masih ada hubungan keluarga yang sudah diasuh sejak berusia 4 tahun di Pesantren Mis Raudhatul Qur'an.

"Santriwati tersebut masih ada hubungan keluarga. Dia (IR) memanggil saya, Abi," ujar Ustaz Buhriady saat di temui di Ponpes Mis Raudhatul Qur'an, di Jalan Raya Tanjung Uban Kilometer 12, Kota Tanjungpinang, Kamis (24/3/2022).

Permasalah bermula, jelas Buhriady, sebelumnya diketahui IR keluar dari pondok pesantren pada pukul 23.00 WIB. Kemudian Buhriady mencari keberadaan IR namun tidak ditemukan.

Baca Juga: 11 Tahun Tinggal di Tanjungpinang, Pencari Suaka Afganistan Depresi Belum Dipindah, 16 Orang Bunuh Diri

"Saya cari kemana-mana, tapi tidak ketemu. Kemudian saya tunggu di pondok, dan IR pulang sekitar pukul 02.00 WIB dini hari," kata Buhriady.

Merasa kaget, mendapatkan santriwati pulang hingga dini hari. Buhriady mengaku refleks tak sengaja, ketika malam itu memukul santriwatinya.

"Orang tua mana yang tidak kaget dan marah, ketika anak perempuannya pulang jam segitu. Iya saya mengaku salah dan khilaf, saya refleks, saya tidak sengaja, akhirnya terkena pukulan," ujarnya.

Kemudian esok harinya, IR sedang duduk-duduk di sekitaran pondok pesantren. Kata Buhriady, IR ditanya warga kenapa mukanya ada memar. Ia menjawab, dipukul oleh Abi (Ustaz Buhriady).

"Di situ warga itu bilang, lapor saja ke polisi. Tapi IR tidak mau karena ini kesalahannya," kata Buhriady.

Baca Juga: Warga Tanjungpinang Ancam Massa Pengungsi Afganistan Jika Kembali Lakukan Aksi Long March

Buhriady mengakui, memang saat itu ada peristiwa tarik menarik bersama warga.

Sehingga salah satu RT, lanjut Buhriady, membawa IR ke Polres Tanjungpinang untuk melaporkan dirinya.

"Malam itu saya tidak kabur, saya menjemput orang tua dan kakak IR di Pelabuhan Tanjung Uban, Bintan. Dan langsung saya bawa ke Polres Tanjungpinang," jelasnya.

Terkait kejadian tersebut, kata Buhriady, pihak polres menyerahkan sepenuhnya kepada orangtua IR, apakah mau membuat laporan atau tidak.

Di depan penyidik, orang tua IR tidak bersedia melapor, dengan alasan masih ada hubungan keluarga dan kejadian tersebut karena kesalahan anaknya.

"Kemudian anak itu saya serahkan sepenuhnya kepada orangtuanya dan saat ini sudah pulang dan bersama orang tuanya," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, seorang santriwati Pondok Pesantren Mis Raudhatul Qur'an nekat kabur, diduga menjadi korban kekerasan oleh salah satu ustaz, Senin (21/3/2022) malam.

Santriwati berinisial IR (14) diselamatkan warga sekitar dan bersama Ketua RT setempat melaporkan ke Polres Tanjungpinang. Atas kejadian tersebut, IR mengalami luka memar di bagian mata sebelah kanan.

Kontributor: Rico Barino

Load More